Selasa, 18 Februari 2014

The Best School


The Best School
Thomas Armstrong, Ph.D.
Wacana Prestasi Akademik vs Wacana Perkembangan Manusia
Akhir-akhir ini Wacana Prestasi Akademik semakin menguasai dan mengungkung dunia pendidikan. Nilai A, nilai 100, Tes, standarisasi, tes IQ, dan UAN seringkali menjadi sesuatu yang menguras tenaga, waktu, pikiran, dan dana para stake holder pendidikan. Hal-hal itu juga yang sering dibicarakan, didiskusikan, dan dibahas oleh para pemangku kepentingan tersebut; mulai dari presiden, politisi, gubernur, dinas, kepala sekolah, guru, orang tua, dan murid.
Sebaliknya, Wacana Perkembangan Manusia sangat jarang disinggung oleh mereka. Padahal kita semua tahu bahwa sebenarnya, menurut hemat saya, tujuan pendidikan adalah untuk membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain. Tujuan pendidikan bukan ‘hanya’ sekedar nilai di rapor, nilai ujian kenaikan kelas, dan nilai unas. Namun entah mengapa –mungkin saja karena pengaruh kuat dari politik- Wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan hampir-hampir hilang.
Dalam buku The Best School ini, Thomas Amstrong mencoba untuk kembali menyadarkan kita akan pentingnya menyebarkan Wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan sekaligus mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.
Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang membentuk Wacana Prestasi Akademik
1.      Muatan dan ketrampilan akademik adalah hal terpenting yang perlu dipelajari
2.      Penilaian prestasi menggunakan angka dan tes standar
3.      Kurikulum yang ketat, seragam, dan wajib bagi semua siswa
4.      Berorientasi pada masa depan
5.      Selalu membandingkan
6.      Mendasarkan klaimnya pada penelitian ilmiah
7.      Sifatnya atas-bawah. Atasan menentukan kebijakan. Bawahan melaksanakan kebijakan
8.      Peringkat, nilai, dan akhirnya uang
Wacana prestasi akademik ternyata mengakibatkan berbagai efek negative yang justru merugikan proses pembelajaran murid.
1.      Mengabaikan bidang-bidang tertentu yang sebenarnya dibutuhkan oleh murid untuk tumbuh dan berkembang menjadi manusia seutuhnya. Ct; seni, olahraga, ketrampilan hidup, wirausaha.
2.      Mengabaikan intruksional positif yang tidak bisa dinilai oleh data dari penelitian ilmiah
3.      Mendorong pengajaran hanya demi ujian
4.      Mendorong murid untuk menyontek dan menjiplak
5.      Mendorong manipulasi nilai ujian oleh guru dan pegawai administrasi
6.      Mendorong siswa menggunakan barang illegal
7.      Memindahkan kendali kurikulum dari guru di ruang kelas kepada organisasi yang membuat standar dan ujian
8.      Mengakibatkan tingkat stress yang tinggi dan berbahaya bagi guru, orang tua dan murid
9.      Memungkinkan murid tinggal kelas dan drop out
10.  Tidak peduli terhadap perbedaan latar belakang kehidupan-budaya indvidu, gaya belajar, kecepatan belajar, serta factor-faktor penting lain yang ada dalam kehidupan pribadi si murid
11.  Memotong habis nilai hakiki belajar demi belajar sendiri. Belajar hanya demi ujian dan nilai
12.  Makin menjamurnya praktik-praktik tak layak di sekolah yang tak sesuai dengan perkembangan anak
Sementara itu, Wacana Perkembangan Manusia sebenarnya menawarkan cara pandang dan praktek pembelajaran yang lebih manusiawi. Bila “akademik” merupakan sesuatu yang objektif, ‘mati’, dan statis, “manusia” merupakan sesuatu yang subjektif, ‘hidup’, dan berubah –dinamis-
Berikut merupakan asumsi yang membentuk wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan.
1.      Menjadi manusia seutuhnya adalah hal terpenting dalam belajar.
2.      Mengevaluasi pertumbuhan manusia adalah proses penuh makna, berkelanjutan, kualitatif,
3.      Kurikulum lebih fleksibel, dibuat untuk individu, dan memberi siswa pilihan bermakna
4.      Tertarik pada masa lalu, masa kini dan masa depan siswa
5.      Bersifat ipsatif, membandingkan perkembangan seorang murid dengan dirinya sendiri, bukan dengan murid lain
6.      Mendasarkan klaim keabsahannya pada kekayaan pengalaman manusia
7.      Seringkali muncul dari kalangan masyarakat bawah; praktisi pendidikan
8.      Intinya adalah kebahagiaan
Wacana Perkembangan Manusia yang bersifat lebih manusiawi (dasarnya Humanisme) memiliki banyak sekali dampak positif untuk proses pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1.      Membuat murid terlibat dalam kegiatan belajar dan pembelajaran yang memfasilitasi mereka untuk siap hidup di dunia nyata
2.      Menjadikan murid bersinar di bidang masing-masing yang menjadi kekuatannya
3.      Mengurangi kebutuhan untuk memberi label negative kepada murid-murid tertentu
4.      Membuat murid dapat mengembangkan kompetensi dan kualitas
5.      Membantu memperbaiki masalah social  yang mencemari remaja dalam budaya masa kini yang terkotak-kotak
6.      Membantu murid menjadi dirinya sendiri
7.      Memberi pendidik dan murid kendali lebih besar terhadap proses belajar dan pembelajaran
8.      Mengurangi masalah disiplin di sekolah
9.      Mendorong inovasi dan keragaman proses belajar
10.  Mendorong kegiatan belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan murid
Secara ringkas, perbandingan karakteristik Wacana Prestasi Akademik dan Wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan dapat digambarkan oleh table berikut;
No
Konteks
Wacana Prestasi Akademik
Wacana Perkembangan Manusia
1
Tradisi intellectual
Positivism
Humanism
2
Orientasi
Masa depan
Masa lalu-masa kini- masa depan
3
Pendekatan utama
Kuantitatif
Kualitatif
4
Metode penilaian
Ujian
Pengamatan dan dokumentasi
5
Struktur kekuasaan
Atas-bawah
Isu tersebar hingga tingkat dasar
6
Aspek pembelajaran yang paling dihargai
Hasil akhir
Proses awal hingga akhir
7
Metode penilaian kemajuan
Normative
Ipsatif (kemajuan murid dibandingkan dengan dirinya sendiri, bukan murid lain)
8
Hal terpenting yang perlu diajarkan
Akademik, ketrampilan akademik
Cara hidup

9
Pihak terpenting dalam pembelajaran
Institusi
Individu
10
Peran terpenting guru
Memenuhi instruksi institusi
Menginspirasi murid untuk belajar
11
Dasar keabsahan pada
Penilitian ilmiah
Kekayaan pengalaman manusia
12
Mata pelajaran terpenting
Membaca, matematika, sains
Keterampilan hidup, seni, humaniora, sains, hubungan diantaranya
13
Intinya
Nilai ujian, prestasi, uang
Kedewasaan, kebahagiaan

Di bab-bab selanjutnya, Amstrong menawarkan idenya tentang proses pembelajaran yang seharusnya diberlakukan di sekolah berdasarkan perkembangan manusia. PAUD menekankan pada BERMAIN. SD menekankan pada MENGENAL ALAM SEMESTA, MENGENAL LINGKUNGAN DAN DUNIA NYATA. SMP menitikberatkan pada PENDIDIKAN METAKOGNITIF, SOSIAL, DAN AFEKTIF. Dan SMA menitikberatkan pada HIDUP MANDIRI sebagai persiapan hidup di dunia nyata.
PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
Berdasarkan perkembangan otaknya, anak usia 3-6 tahun membutuhkan pengalaman yang imajinatif, kreatif, dan multi-inderawi. Bermain adalah aktifitas yang sangat penting pada masa ini. Bermain memiliki banyak manfaat bagi anak usia 3-6 tahun:
-          Bersifat multi inderawi, dinamis, interaktif, imaginative, kreatif
-          Membantu pertumbuhan emosional anak
Berikut pratik kegiatan di PAUD yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan yang sesuai dengan perkembangan anak
NO
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
1
Lingkungan kelas buatan
Permainan tanpa akhir
2
Jam sekolah panjang
Jam sekolah singkat
3
Tidak ada waktu istirahat/tidur siang
Ada waktu istirahat/tidur siang
4
Intruksi untuk ketrampilan akademik formal (membaca, menulis, matematika, sains)
Pembelajaran informal sepanjang waktu
5
Pekerjaan rumah
Keterlibatan ortu di sekolah
6
Belajar di meja dlm waktu yang lama
Banyak bergerak dan belajar
7
Tes standar
Dokumentasi pengalaman anak
8
Program berpusat pada guru
Program berpusat pada anak
9
Computer, TV, internet
Banyak pengalaman multi inderawi
10
Kelas dijadwalkan
Banyak waktu main tak terstruktur
11
Mata pelajaran
Banyak kegiatan spontan, bermanfaat dan menyenangkan
12
Pembuatan tujuan intruksional untk anak
Menghargai integritas, keutuhan, dan kebijakan anak kecil
13
Membuat murid terlibat dalam satu jenis kegiatan secara bersama-sama
Membiarkan anak memilih kegiatannya sendiri

SD
Pada usia 6-13 tahun, terjadi ledakan pertumbuhan otak anak yang menghubungkan bagian otak yang mengelola bahasa dan yang memahami relasi spasial. Pada masa SD ini, anak butuh untuk berpartisipasi dengan dunia sekitar; dunia sosial. Anak butuh untuk memahami cara kerja alam semesta, aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya.
Berikut praktek kegiatan di SD yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
1
Lingkungan kelas buatan
Lingkungan kelas g membuka dunia nyata. Baik secara harfiah maupun kiasan
2
Penekanan terlalu besar pada membaca, menulis, dan math
Membaca, menulis, dan math yang berhubungan dengan dunia nyata
3
Buku pelajaran, lembar kerja, buku kerja
Bahan pelajaran autentik dari dunia nyata. Ct. internet, satrsa, tumbuhan, hewan, alat-alat sains, artefak, dll
4
Program pengajaran tertulis
Eksplorasi siswa pada dunia nyata dipandu leh guru
5
Program belajar berbasis fakta
Belajar berdasar pertemuan dengan dunia nyata, gagasan, wawasan, pencerahan, renungan, pengamatan

SMP
Pada masa pubertas ini anak mengalami berbagai perubahan besar dalam hidupnya. Perubahan hormonal, neurologis, dan fisik mengakibatkan remaja muda ini memiliki energy berlebih.  Emosinya menggelora, rasa ingin tahunya sangat besar, ingin dihargai, diakui keberadaanya, mencari jati diri, dan lain sebagainya . Pada masa ini yang dibutuhkan oleh remaja muda adalah pendekatan belajar yang berdimensi sosial, emosional, dan meta kognitif (belajar bagaimana cara belajar, kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui dan apa yang tidak).
Berikut praktek kegiatan di SMP yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
1
Suasana sekolah yang tak aman
Sekolah yang aman
2
Sekolah besar
Komunitas belajar kecil
3
Interaksi dengan orang dewasa tak bersahabat
Hubungan yang baik dengan orang dewasa
4
Kurikulum terpisah pisah
Pembelajaran yang melibatkan siswa
5
Teladan buruk
Teladan baik
6
Strategi meta kognitif terbatas pada membaca dan math
Terintegrasi pada semua pelajaran
7
Tidak ada program seni
Aktifitas seni yang ekspresif
8
Tidak ada program kesehatan
Ada program kesehatan dan kebugaran
9
Pengalaman belajar yang datar
Kurikulum yang penuh melibatkan emosi
10
Lingkungan belajar yang dikontrol oleh guru
Murid mengambil keputusan atas dirinya sendiri
11
Suara murid tidak didengar dan dihargai
Menghormati dan menghargai suara murid
12
Fokus total pada pembelajaran akademis
Membantu perkembangan sosial dan emosional murid


SMA
Usia 16-18 tahun adalah pintu bagi remaja akhir menuju kehidupan manusi dewasa yang benar-benar mandiri. Pada masa ini idealnya proses pembelajaran menitik beratkan pada persiapan hidup mandiri di dunia nyata.
Berikut praktek kegiatan di SMA yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
1
Sekolah besar dan tak bersahabat
Komunitas belajar kecil
2
Sekolah dl pusat belanja
Magnet school atau charter school yang berbasis tema
3
Penelusuran kemampuan
Akademik berbasis karir
4
Terlalu banyak duduk di bangku kelas
Praktik
5
Tekanan akdemik berlebihan
Kewirausahaan
6
Hubungan guru-murid tak bersahabat
Magang
7
Kebijakan tak boleh salah
Masyarakat demokratis

Itulah gambaran tentang ide yang ditawarkan Armstrong dalam buku The Best School.
Saya tertarik dengan ide dan gagasan Armstrong dalam buku ini. Menurut saya, ide ini sangat bagus. Hanya saja, bagi saya pendidikan bukan hanya ditujukan agar manusia bisa berkembang menjadi manusia yang sehat, cerdas, mandiri, dan mempunyai daya manfaat. Akan tetapi juga menjadi manusia yang mengenal Alloh ta’ala, mengerti dari mana dia berasal, ke mana tujuannya, dan apa yang harus dia lakukan selama hidup di dunia ini sebagai hamba Alloh ta’ala. Oleh karena itu, muatan dan strategi pembelajarannya pun perlu disesuaikan, khususnya bagi umat Islam Indonesia. Selain Ilmu, Iman dan Amal, Konsep Tilawah, Tazkiyah dan Ta’lim merupakan hal pokok. Konsep ilmu yang fardlu ‘ain dan fardlu kifayah (untuk dipelajari) pun perlu dijadikan pertimbangan utama. Selain itu, di dalam Islam juga dikenal konsep Ilmu, Adab, dan Dzauq. Bagaimanapun, saya merekomendasikan para stake holder pendidikan di NKRI untuk membaca dan menelaah buku The Best School karya Thomas Armstrong, Ph.D. ini. Bagaimana pendapat Anda?
[tije/LP2A KEMENAG RI]




Tidak ada komentar:

Posting Komentar