The Best School
Thomas Armstrong, Ph.D.
Wacana Prestasi Akademik
vs Wacana Perkembangan Manusia
Akhir-akhir ini Wacana
Prestasi Akademik semakin menguasai dan mengungkung dunia pendidikan. Nilai A,
nilai 100, Tes, standarisasi, tes IQ, dan UAN seringkali menjadi sesuatu yang
menguras tenaga, waktu, pikiran, dan dana para stake holder pendidikan. Hal-hal
itu juga yang sering dibicarakan, didiskusikan, dan dibahas oleh para pemangku
kepentingan tersebut; mulai dari presiden, politisi, gubernur, dinas, kepala
sekolah, guru, orang tua, dan murid.
Sebaliknya, Wacana
Perkembangan Manusia sangat jarang disinggung oleh mereka. Padahal kita semua
tahu bahwa sebenarnya, menurut hemat saya, tujuan pendidikan adalah untuk
membantu anak tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang bermanfaat bagi
dirinya sendiri dan orang lain. Tujuan pendidikan bukan ‘hanya’ sekedar nilai
di rapor, nilai ujian kenaikan kelas, dan nilai unas. Namun entah mengapa
–mungkin saja karena pengaruh kuat dari politik- Wacana Perkembangan Manusia
dalam dunia pendidikan hampir-hampir hilang.
Dalam buku The Best School
ini, Thomas Amstrong mencoba untuk kembali menyadarkan kita akan pentingnya
menyebarkan Wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan sekaligus
mengaplikasikannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.
Berikut ini adalah
asumsi-asumsi yang membentuk Wacana Prestasi Akademik
1. Muatan
dan ketrampilan akademik adalah hal terpenting yang perlu dipelajari
2. Penilaian
prestasi menggunakan angka dan tes standar
3. Kurikulum
yang ketat, seragam, dan wajib bagi semua siswa
4. Berorientasi
pada masa depan
5. Selalu
membandingkan
6. Mendasarkan
klaimnya pada penelitian ilmiah
7. Sifatnya
atas-bawah. Atasan menentukan kebijakan. Bawahan melaksanakan kebijakan
8. Peringkat,
nilai, dan akhirnya uang
Wacana prestasi akademik
ternyata mengakibatkan berbagai efek negative yang justru merugikan proses
pembelajaran murid.
1. Mengabaikan
bidang-bidang tertentu yang sebenarnya dibutuhkan oleh murid untuk tumbuh dan
berkembang menjadi manusia seutuhnya. Ct; seni, olahraga, ketrampilan hidup,
wirausaha.
2. Mengabaikan
intruksional positif yang tidak bisa dinilai oleh data dari penelitian ilmiah
3. Mendorong
pengajaran hanya demi ujian
4. Mendorong
murid untuk menyontek dan menjiplak
5. Mendorong
manipulasi nilai ujian oleh guru dan pegawai administrasi
6. Mendorong
siswa menggunakan barang illegal
7. Memindahkan
kendali kurikulum dari guru di ruang kelas kepada organisasi yang membuat standar
dan ujian
8. Mengakibatkan
tingkat stress yang tinggi dan berbahaya bagi guru, orang tua dan murid
9. Memungkinkan
murid tinggal kelas dan drop out
10. Tidak
peduli terhadap perbedaan latar belakang kehidupan-budaya indvidu, gaya
belajar, kecepatan belajar, serta factor-faktor penting lain yang ada dalam
kehidupan pribadi si murid
11. Memotong
habis nilai hakiki belajar demi belajar sendiri. Belajar hanya demi ujian dan
nilai
12. Makin
menjamurnya praktik-praktik tak layak di sekolah yang tak sesuai dengan
perkembangan anak
Sementara itu, Wacana
Perkembangan Manusia sebenarnya menawarkan cara pandang dan praktek pembelajaran
yang lebih manusiawi. Bila “akademik” merupakan sesuatu yang objektif, ‘mati’,
dan statis, “manusia” merupakan sesuatu yang subjektif, ‘hidup’, dan berubah
–dinamis-
Berikut merupakan asumsi
yang membentuk wacana Perkembangan Manusia dalam dunia pendidikan.
1. Menjadi
manusia seutuhnya adalah hal terpenting dalam belajar.
2. Mengevaluasi
pertumbuhan manusia adalah proses penuh makna, berkelanjutan, kualitatif,
3. Kurikulum
lebih fleksibel, dibuat untuk individu, dan memberi siswa pilihan bermakna
4. Tertarik
pada masa lalu, masa kini dan masa depan siswa
5. Bersifat
ipsatif, membandingkan perkembangan seorang murid dengan dirinya sendiri, bukan
dengan murid lain
6. Mendasarkan
klaim keabsahannya pada kekayaan pengalaman manusia
7. Seringkali
muncul dari kalangan masyarakat bawah; praktisi pendidikan
8. Intinya
adalah kebahagiaan
Wacana Perkembangan
Manusia yang bersifat lebih manusiawi (dasarnya Humanisme) memiliki banyak
sekali dampak positif untuk proses pembelajaran. Diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Membuat
murid terlibat dalam kegiatan belajar dan pembelajaran yang memfasilitasi
mereka untuk siap hidup di dunia nyata
2. Menjadikan
murid bersinar di bidang masing-masing yang menjadi kekuatannya
3. Mengurangi
kebutuhan untuk memberi label negative kepada murid-murid tertentu
4. Membuat
murid dapat mengembangkan kompetensi dan kualitas
5. Membantu
memperbaiki masalah social yang
mencemari remaja dalam budaya masa kini yang terkotak-kotak
6. Membantu
murid menjadi dirinya sendiri
7. Memberi
pendidik dan murid kendali lebih besar terhadap proses belajar dan pembelajaran
8. Mengurangi
masalah disiplin di sekolah
9. Mendorong
inovasi dan keragaman proses belajar
10. Mendorong
kegiatan belajar yang sesuai dengan tahap perkembangan murid
Secara ringkas,
perbandingan karakteristik Wacana Prestasi Akademik dan Wacana Perkembangan
Manusia dalam dunia pendidikan dapat digambarkan oleh table berikut;
No
|
Konteks
|
Wacana Prestasi Akademik
|
Wacana Perkembangan Manusia
|
1
|
Tradisi intellectual
|
Positivism
|
Humanism
|
2
|
Orientasi
|
Masa depan
|
Masa lalu-masa kini- masa
depan
|
3
|
Pendekatan utama
|
Kuantitatif
|
Kualitatif
|
4
|
Metode penilaian
|
Ujian
|
Pengamatan dan
dokumentasi
|
5
|
Struktur kekuasaan
|
Atas-bawah
|
Isu tersebar hingga
tingkat dasar
|
6
|
Aspek pembelajaran yang
paling dihargai
|
Hasil akhir
|
Proses awal hingga akhir
|
7
|
Metode penilaian
kemajuan
|
Normative
|
Ipsatif (kemajuan murid
dibandingkan dengan dirinya sendiri, bukan murid lain)
|
8
|
Hal terpenting yang
perlu diajarkan
|
Akademik, ketrampilan
akademik
|
Cara hidup
|
9
|
Pihak terpenting dalam
pembelajaran
|
Institusi
|
Individu
|
10
|
Peran terpenting guru
|
Memenuhi instruksi
institusi
|
Menginspirasi murid
untuk belajar
|
11
|
Dasar keabsahan pada
|
Penilitian ilmiah
|
Kekayaan pengalaman
manusia
|
12
|
Mata pelajaran
terpenting
|
Membaca, matematika,
sains
|
Keterampilan hidup,
seni, humaniora, sains, hubungan diantaranya
|
13
|
Intinya
|
Nilai ujian, prestasi,
uang
|
Kedewasaan, kebahagiaan
|
Di bab-bab selanjutnya,
Amstrong menawarkan idenya tentang proses pembelajaran yang seharusnya
diberlakukan di sekolah berdasarkan perkembangan manusia. PAUD menekankan pada
BERMAIN. SD menekankan pada MENGENAL ALAM SEMESTA, MENGENAL LINGKUNGAN DAN
DUNIA NYATA. SMP menitikberatkan pada PENDIDIKAN METAKOGNITIF, SOSIAL, DAN
AFEKTIF. Dan SMA menitikberatkan pada HIDUP MANDIRI sebagai persiapan hidup di
dunia nyata.
PAUD (Pendidikan Anak Usia
Dini)
Berdasarkan perkembangan
otaknya, anak usia 3-6 tahun membutuhkan pengalaman yang imajinatif, kreatif,
dan multi-inderawi. Bermain adalah aktifitas yang sangat penting pada masa ini.
Bermain memiliki banyak manfaat bagi anak usia 3-6 tahun:
-
Bersifat multi inderawi, dinamis,
interaktif, imaginative, kreatif
-
Membantu pertumbuhan emosional anak
Berikut pratik kegiatan di
PAUD yang tidak sesuai dengan perkembangan anak dan yang sesuai dengan
perkembangan anak
NO
|
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
|
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
|
1
|
Lingkungan kelas buatan
|
Permainan tanpa akhir
|
2
|
Jam sekolah panjang
|
Jam sekolah singkat
|
3
|
Tidak ada waktu
istirahat/tidur siang
|
Ada waktu
istirahat/tidur siang
|
4
|
Intruksi untuk
ketrampilan akademik formal (membaca, menulis, matematika, sains)
|
Pembelajaran informal
sepanjang waktu
|
5
|
Pekerjaan rumah
|
Keterlibatan ortu di
sekolah
|
6
|
Belajar di meja dlm
waktu yang lama
|
Banyak bergerak dan
belajar
|
7
|
Tes standar
|
Dokumentasi pengalaman
anak
|
8
|
Program berpusat pada
guru
|
Program berpusat pada
anak
|
9
|
Computer, TV, internet
|
Banyak pengalaman multi
inderawi
|
10
|
Kelas dijadwalkan
|
Banyak waktu main tak
terstruktur
|
11
|
Mata pelajaran
|
Banyak kegiatan spontan,
bermanfaat dan menyenangkan
|
12
|
Pembuatan tujuan
intruksional untk anak
|
Menghargai integritas,
keutuhan, dan kebijakan anak kecil
|
13
|
Membuat murid terlibat
dalam satu jenis kegiatan secara bersama-sama
|
Membiarkan anak memilih
kegiatannya sendiri
|
SD
Pada usia 6-13 tahun,
terjadi ledakan pertumbuhan otak anak yang menghubungkan bagian otak yang
mengelola bahasa dan yang memahami relasi spasial. Pada masa SD ini, anak butuh
untuk berpartisipasi dengan dunia sekitar; dunia sosial. Anak butuh untuk
memahami cara kerja alam semesta, aturan-aturan yang berlaku di lingkungannya.
Berikut praktek kegiatan
di SD yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
|
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
|
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
|
1
|
Lingkungan kelas buatan
|
Lingkungan kelas g
membuka dunia nyata. Baik secara harfiah maupun kiasan
|
2
|
Penekanan terlalu besar
pada membaca, menulis, dan math
|
Membaca, menulis, dan
math yang berhubungan dengan dunia nyata
|
3
|
Buku pelajaran, lembar
kerja, buku kerja
|
Bahan pelajaran autentik
dari dunia nyata. Ct. internet, satrsa, tumbuhan, hewan, alat-alat sains,
artefak, dll
|
4
|
Program pengajaran
tertulis
|
Eksplorasi siswa pada
dunia nyata dipandu leh guru
|
5
|
Program belajar berbasis
fakta
|
Belajar berdasar
pertemuan dengan dunia nyata, gagasan, wawasan, pencerahan, renungan,
pengamatan
|
SMP
Pada masa pubertas ini
anak mengalami berbagai perubahan besar dalam hidupnya. Perubahan hormonal,
neurologis, dan fisik mengakibatkan remaja muda ini memiliki energy
berlebih. Emosinya menggelora, rasa
ingin tahunya sangat besar, ingin dihargai, diakui keberadaanya, mencari jati
diri, dan lain sebagainya . Pada masa ini yang dibutuhkan oleh remaja muda
adalah pendekatan belajar yang berdimensi sosial, emosional, dan meta kognitif
(belajar bagaimana cara belajar, kesadaran berpikir tentang apa yang diketahui
dan apa yang tidak).
Berikut praktek kegiatan
di SMP yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
|
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
|
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
|
1
|
Suasana sekolah yang tak
aman
|
Sekolah yang aman
|
2
|
Sekolah besar
|
Komunitas belajar kecil
|
3
|
Interaksi dengan orang
dewasa tak bersahabat
|
Hubungan yang baik
dengan orang dewasa
|
4
|
Kurikulum terpisah pisah
|
Pembelajaran yang
melibatkan siswa
|
5
|
Teladan buruk
|
Teladan baik
|
6
|
Strategi meta kognitif
terbatas pada membaca dan math
|
Terintegrasi pada semua
pelajaran
|
7
|
Tidak ada program seni
|
Aktifitas seni yang
ekspresif
|
8
|
Tidak ada program
kesehatan
|
Ada program kesehatan
dan kebugaran
|
9
|
Pengalaman belajar yang
datar
|
Kurikulum yang penuh
melibatkan emosi
|
10
|
Lingkungan belajar yang
dikontrol oleh guru
|
Murid mengambil
keputusan atas dirinya sendiri
|
11
|
Suara murid tidak
didengar dan dihargai
|
Menghormati dan
menghargai suara murid
|
12
|
Fokus total pada
pembelajaran akademis
|
Membantu perkembangan
sosial dan emosional murid
|
SMA
Usia 16-18 tahun adalah
pintu bagi remaja akhir menuju kehidupan manusi dewasa yang benar-benar
mandiri. Pada masa ini idealnya proses pembelajaran menitik beratkan pada
persiapan hidup mandiri di dunia nyata.
Berikut praktek kegiatan
di SMA yang tidak sesuai dan yang sesuai dengan perkembangan manusia
NO
|
KEGIATAN YANG TIDAK SESUAI
|
KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN PERKEMBANGAN
|
1
|
Sekolah besar dan tak
bersahabat
|
Komunitas belajar kecil
|
2
|
Sekolah dl pusat belanja
|
Magnet school atau
charter school yang berbasis tema
|
3
|
Penelusuran kemampuan
|
Akademik berbasis karir
|
4
|
Terlalu banyak duduk di
bangku kelas
|
Praktik
|
5
|
Tekanan akdemik
berlebihan
|
Kewirausahaan
|
6
|
Hubungan guru-murid tak
bersahabat
|
Magang
|
7
|
Kebijakan tak boleh
salah
|
Masyarakat demokratis
|
Itulah gambaran tentang
ide yang ditawarkan Armstrong dalam buku The Best School.
Saya tertarik dengan ide dan gagasan Armstrong dalam buku ini. Menurut saya, ide ini
sangat bagus. Hanya saja, bagi saya pendidikan bukan hanya ditujukan agar
manusia bisa berkembang menjadi manusia yang sehat, cerdas, mandiri, dan
mempunyai daya manfaat. Akan tetapi juga menjadi manusia yang mengenal Alloh
ta’ala, mengerti dari mana dia berasal, ke mana tujuannya, dan apa yang harus
dia lakukan selama hidup di dunia ini sebagai hamba Alloh ta’ala. Oleh karena
itu, muatan dan strategi pembelajarannya pun perlu disesuaikan, khususnya bagi
umat Islam Indonesia. Selain Ilmu, Iman dan Amal, Konsep Tilawah, Tazkiyah dan
Ta’lim merupakan hal pokok. Konsep ilmu yang fardlu ‘ain dan fardlu
kifayah (untuk dipelajari) pun perlu dijadikan pertimbangan utama. Selain
itu, di dalam Islam juga dikenal konsep Ilmu, Adab, dan Dzauq.
Bagaimanapun, saya merekomendasikan para stake holder pendidikan di NKRI untuk
membaca dan menelaah buku The Best School karya Thomas Armstrong, Ph.D. ini. Bagaimana
pendapat Anda?
[tije/LP2A KEMENAG RI]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar