Saudaraku yang semoga senantiasa
dijaga oleh Allah ta’ala. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa suatu ketika Abdullah
bin Abbas, sepupu Nabi Muhammad shollAllahu alaihi wa sallam yang ahli
di bidang tafsir al-Qur`an, didatangi oleh 3 tamu yang ingin mendapatkan solusi
dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Tamu pertama berkata, “Wahai
Abdullah, saya punya kebun yang hanya bergantung pada air hujan. Sudah lama
hujan tidak turun. Berikan kepadaku ayat al-Qur`an untuk doa minta hujan agar
tanamanku tidak musnah.” Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Tamu yang kedua datang dan mengadukan
masalahnya. “Saya punya kebun yang diairi dengan air sungai . Namun sungai tersebut
sekarang kering. Berilah saya ayat al-Qur`an yang dapat mengembalikan air
sungai itu”. Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Selanjutnya giliran tamu yang ketiga
datang untuk mengadu. Ia telah lama menikah namun belum diberi keturunan. Ia
pun minta ayat al-Qur`an agar dia segera mendapatkan keturunan. Lagi-lagi
Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Tanpa diduga, ketiga tamu tersebut
bertemu di sebuah tempat. Mereka saling bercerita dan akhirnya mereka
memutuskan untuk menghadap kepada Abdullah bin Abbas bersama-sama. Mereka
merasa tidak puas karena mendapatkan jawaban yang sama, padahal permasalahan
mereka berbeda. Mereka pun mengadu, “Wahai Abdullah, kami tidak mengerti atas
jawaban tuan yang sederhana dan sama untuk permasalahan kami yang pelik dan
berbeda-beda?” Dengan tersenyum Abdullah bin Abbas menjawab dengan sebuah
pertanyaan balik, “tidakkah kalian membaca firman Allah ta’ala surat Nuh ayat
10-12?”
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (۱۰)
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (۱۱)
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ
وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (۱۲)
(10) Maka aku (Nuh) berkata kepada
mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia Maha Pengampun-,
(11) Niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat,
(12) Dan membanyakkan harta dan
anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di
dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Mendengar jawaban dari Abdullah bin
Abbas, ketiga orang tersebut saling memandang. Mereka terheran atas kandungan
ayat tentang manfaat istighfar. (Moh. Ali Aziz (2013): 112-123)
Dalam sebuah riwayat yang lain
dikisahkan bahwa pada suatu ketika umat Islam dilanda kekeringan. Amirul
mukminin, ‘Umar bin al-Khotthob tidak tinggal diam. Beliau segera
berinisiatif memohonkan hujan. Akan tetapi, bukannya salat istisqa’ yang
dicanangkan oleh Abu Hafshoh seperti pada ghalibnya. Kali ini, beliau,
seorang diri, “hanya” melafalkan kalimat-kalimat istighfar. Tak lama kemudian,
hujan deras menggerojok tanah muslimin. Seseorang yang keheranan langsung
melempar tanya, “bagaimana bisa Anda memohon hujan hanya dengan istighfar?”
Dengan enteng, khalifah ‘Umar menukasi, “Aku memohon hujan dengan
kunci-kunci langit”. Beliau kemudian membaca surat Nuh ayat 10-12.
Itulah sekelumit kisah tentang
manfaat istighfar. Kenapa bisa seperti itu?
Dosa: Akar dari Segala Masalah
Saudaraku yang semoga senantiasa
dicintai oleh Allah ta’ala. Saat ini, mungkin ada diantara kita yang sedang
menghadapi masalah hidup. Ada diantara kita yang sedang merasa sumpek
dan susah. Rasa sumpek dan susah itu mungkin disebabkan oleh hubungan
antar keluarga yang tidak harmonis, masalah kesehatan, rezeki sedang seret,
jodoh yang tak kunjung ketemu, fitnah yang datang silih berganti, hati yang
selalu tidak tenang, atau karena sebab yang lain. Pertanyaannya; Apa akar
masalah dari berbagai macam rasa sumpek dan susah tersebut?
Guru kami, KH. M. Ihya Ulumiddin,
dalam sebuah forum kajian hadits Riyadlush sholihin, menyampaikan bahwa, “Jika
kamu mendapatkan kesengsaraan, rasa sumpek dan susah, itu artinya kamu
sedang menggembol dosa”.
قُلْ
فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ
“Katakanlah; ‘mengapa Allah menyiksa
kalian karena (sebab) dosa-dosa kalian’…” [QS. Al-Maidah: 18]
Kata “adzab” pada dasarnya
berarti “sengsara”. Jadi setiap jenis kesengsaraan yang melanda kita,
sebenarnya itu adalah adzab yang dikirim oleh Allah ta’ala. Untuk orang-orang
yang sholih, kesengsaraan yang dikirim oleh Allah tersebut merupakan salah satu
cara Allah ta’ala mengangkat derajat mereka. Sementara untuk saya dan –mungkin-
Anda, kesengsaraan (rasa sumpek dan susah) yang dikirim oleh Allah
tersebut merupakan peringatan dari Allah ta’ala bahwa diri kita penuh dengan
dosa.
Istighfar: Solusi untuk Berbagai
Masalah
Saudaraku yang semoga senantiasa
disayang oleh Allah ta’ala. Sebagaimana kita tahu bahwa akar masalah dari
berbagai rasa sumpek dan susah yang kita alami adalah dosa, baik dosa
kepada Allah maupun dosa kepada sesama manusia. Oleh karena itu, salah satu
cara agar kita bisa terlepas dari berbagai masalah tersebut adalah kita harus
meperbanyak istighfar; minta ampun kepada Allah ta’ala atas dosa-dosa yang kita
lakukan.
Mari kita renungkan sabda nabi
Muhammad shollallahu alahi wa sallam berikut ini: “Barangsiapa istiqomah beristighfar, Allah akan
menjadikan kesenangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki
dengan cara yang tidak ia duga.” (HR.
Abu Dawud).
Di dalam karyanya yang berjudul al-Hayah
at-Thayyibah, Syeikh A’idh al Qarni menjelaskan secara detail bahwa
istighfar adalah kunci dari 5 macam kesuksesan.
1. Apakah Anda
ingin hidup tenang, mendapatkan rezeki yang lapang, dan hidup penuh dengan
kenikmatan? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Dan hendaklah kamu
meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia kan
memberimu kenikmatan yang baik (terus-menerus).” [QS. Hud: 3]
Nabi Muhammad bersabda: “Sungguh,
seorang hamba tertahan rezekinya, akibat dosa yang dilakukannya”. [HR.
Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Majah]
2. Apakah Anda
ingin berbadan sehat, kuat, dijauhkan dari bencana dan penyakit? Jika ya, maka
perbanyaklah istighfar. “Dan Nabi Hud berkata: ‘wahai kaumku, mohonlah ampun
kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang
deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan
janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” [QS. Hud: 52]
3. Apakah Anda
ingin dijauhkan dari bencana, fitnah, dan cobaan yang berat? Jika ya, maka
perbanyaklah istighfar. “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka
selama kamu (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan
mengadzab mereka selama mereka meminta ampun.” [QS. Al Anfal: 33]
4. Apakah Anda
ingin terbebas dari kekeringan, memiliki keturunan (yang baik), harta melimpah
dan penuh berkah? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. Firman Allah ta’ala: “Maka
aku (Nuh) berkata kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya
Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan
mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [QS. Nuh: 10-12]
5. Apakah Anda
ingin menghapus dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, dan meningkatkan ketakwaan?
Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Katakanlah: ‘bebaskanlah kami dari
dosa’. Niscaya Aku ampuni kesalahan-kesalahanmu dan kelak Aku akan menambah
pemberianKu kepada orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al Baqarah: 58]
Saudaraku yang semoga senantiasa
istiqomah berada di jalan kebaikan. Dengan beristighfar, minta ampun kepada
Allah ta’ala, para Nabi terdahulu menyelesaikan berbagai persoalan yang
beliau-beliau hadapi. Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Yunus, serta
nabi-nabi yang lain beristighfar. Padahal
para Nabi tersebut mendapatkan jaminan dari Allah ta’ala, diampuni segala dosa
mereka. Begitulah, di hapadan Allah ta’ala, beliau-beliau merendahkan diri,
mengakui kesalahan yang telah diperbuat, dan memohon maaf. Bahkan Nabi Muhammad
shallallahu ‘alaihi wa sallam pun gemar beristighfar.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada
Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Dalam
riwayat yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Wahai sekalian manusia. Taubatlah
(beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari
sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Dan benar.
Alloh ta’ala memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang beliau hadapi.
Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak istighfar. Marilah kita mengakui
kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat. Marilah kita minta ampun kepada
Alloh atas dosa-dosa kita yang sangat banyak. Semoga Alloh ta’ala mengampuni
dosa-dosa kita dan menerima tobat kita. Semoga Alloh ta’ala memberikan solusi
dan jalan keluar atas berbagai masalah yang sedang kita hadapi. Amin.
“Barangsiapa
istiqomah beristighfar, Allah akan menjadikan kesenangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap
kesempitan, dan memberinya rezeki dengan cara yang tidak ia duga” (HR. Abu Dawud).
[tije/LP2A PBSB
Kemenag RI]
Syukron udah sharing Ustadz
BalasHapus