Kamis, 07 November 2013

Istighfar; Solusi Berbagai Masalah

Saudaraku yang semoga senantiasa dijaga oleh Allah ta’ala. Dalam sebuah riwayat diceritakan bahwa suatu ketika Abdullah bin Abbas, sepupu Nabi Muhammad shollAllahu alaihi wa sallam yang ahli di bidang tafsir al-Qur`an, didatangi oleh 3 tamu yang ingin mendapatkan solusi dari masalah yang sedang mereka hadapi.
Tamu pertama berkata, “Wahai Abdullah, saya punya kebun yang hanya bergantung pada air hujan. Sudah lama hujan tidak turun. Berikan kepadaku ayat al-Qur`an untuk doa minta hujan agar tanamanku tidak musnah.” Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Tamu yang kedua datang dan mengadukan masalahnya. “Saya punya kebun yang diairi dengan air sungai . Namun sungai tersebut sekarang kering. Berilah saya ayat al-Qur`an yang dapat mengembalikan air sungai itu”. Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Selanjutnya giliran tamu yang ketiga datang untuk mengadu. Ia telah lama menikah namun belum diberi keturunan. Ia pun minta ayat al-Qur`an agar dia segera mendapatkan keturunan. Lagi-lagi Abdullah bin Abbas menjawab, “perbanyaklah istighfar.”
Tanpa diduga, ketiga tamu tersebut bertemu di sebuah tempat. Mereka saling bercerita dan akhirnya mereka memutuskan untuk menghadap kepada Abdullah bin Abbas bersama-sama. Mereka merasa tidak puas karena mendapatkan jawaban yang sama, padahal permasalahan mereka berbeda. Mereka pun mengadu, “Wahai Abdullah, kami tidak mengerti atas jawaban tuan yang sederhana dan sama untuk permasalahan kami yang pelik dan berbeda-beda?” Dengan tersenyum Abdullah bin Abbas menjawab dengan sebuah pertanyaan balik, “tidakkah kalian membaca firman Allah ta’ala surat Nuh ayat 10-12?”
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا (۱۰)
يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا (۱۱)
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَلْ لَكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَلْ لَكُمْ أَنْهَارًا (۱۲)
(10) Maka aku (Nuh) berkata kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia Maha Pengampun-,
(11) Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,
(12) Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.
Mendengar jawaban dari Abdullah bin Abbas, ketiga orang tersebut saling memandang. Mereka terheran atas kandungan ayat tentang manfaat istighfar. (Moh. Ali Aziz (2013): 112-123)
Dalam sebuah riwayat yang lain dikisahkan bahwa pada suatu ketika umat Islam dilanda kekeringan. Amirul mukminin, ‘Umar bin al-Khotthob tidak tinggal diam. Beliau segera berinisiatif memohonkan hujan. Akan tetapi, bukannya salat istisqa’ yang dicanangkan oleh Abu Hafshoh seperti pada ghalibnya. Kali ini, beliau, seorang diri, “hanya” melafalkan kalimat-kalimat istighfar. Tak lama kemudian, hujan deras menggerojok tanah muslimin. Seseorang yang keheranan langsung melempar tanya, “bagaimana bisa Anda memohon hujan hanya dengan istighfar?” Dengan enteng, khalifah ‘Umar menukasi, “Aku memohon hujan dengan kunci-kunci langit”. Beliau kemudian membaca surat Nuh ayat 10-12.
Itulah sekelumit kisah tentang manfaat istighfar. Kenapa bisa seperti itu?
Dosa: Akar dari Segala Masalah
Saudaraku yang semoga senantiasa dicintai oleh Allah ta’ala. Saat ini, mungkin ada diantara kita yang sedang menghadapi masalah hidup. Ada diantara kita yang sedang merasa sumpek dan susah. Rasa sumpek dan susah itu mungkin disebabkan oleh hubungan antar keluarga yang tidak harmonis, masalah kesehatan, rezeki sedang seret, jodoh yang tak kunjung ketemu, fitnah yang datang silih berganti, hati yang selalu tidak tenang, atau karena sebab yang lain. Pertanyaannya; Apa akar masalah dari berbagai macam rasa sumpek dan susah tersebut?
Guru kami, KH. M. Ihya Ulumiddin, dalam sebuah forum kajian hadits Riyadlush sholihin, menyampaikan bahwa, “Jika kamu mendapatkan kesengsaraan, rasa sumpek dan susah, itu artinya kamu sedang menggembol dosa”.
قُلْ فَلِمَ يُعَذِّبُكُمْ بِذُنُوبِكُمْ
“Katakanlah; ‘mengapa Allah menyiksa kalian karena (sebab) dosa-dosa kalian’…”  [QS. Al-Maidah: 18]
Kata “adzab” pada dasarnya berarti “sengsara”. Jadi setiap jenis kesengsaraan yang melanda kita, sebenarnya itu adalah adzab yang dikirim oleh Allah ta’ala. Untuk orang-orang yang sholih, kesengsaraan yang dikirim oleh Allah tersebut merupakan salah satu cara Allah ta’ala mengangkat derajat mereka. Sementara untuk saya dan –mungkin- Anda, kesengsaraan (rasa sumpek dan susah) yang dikirim oleh Allah tersebut merupakan peringatan dari Allah ta’ala bahwa diri kita penuh dengan dosa.
Istighfar: Solusi untuk Berbagai Masalah
Saudaraku yang semoga senantiasa disayang oleh Allah ta’ala. Sebagaimana kita tahu bahwa akar masalah dari berbagai rasa sumpek dan susah yang kita alami adalah dosa, baik dosa kepada Allah maupun dosa kepada sesama manusia. Oleh karena itu, salah satu cara agar kita bisa terlepas dari berbagai masalah tersebut adalah kita harus meperbanyak istighfar; minta ampun kepada Allah ta’ala atas dosa-dosa yang kita lakukan.
Mari kita renungkan sabda nabi Muhammad shollallahu alahi wa sallam berikut ini: “Barangsiapa istiqomah beristighfar, Allah akan menjadikan kesenangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dengan cara yang tidak ia duga.” (HR. Abu Dawud).
Di dalam karyanya yang berjudul al-Hayah at-Thayyibah, Syeikh A’idh al Qarni menjelaskan secara detail bahwa istighfar adalah kunci dari 5 macam kesuksesan.
1.     Apakah Anda ingin hidup tenang, mendapatkan rezeki yang lapang, dan hidup penuh dengan kenikmatan? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya, niscaya Dia kan memberimu kenikmatan yang baik (terus-menerus).” [QS. Hud: 3]
Nabi Muhammad bersabda: “Sungguh, seorang hamba tertahan rezekinya, akibat dosa yang dilakukannya”. [HR. Ahmad, Ibnu Hibban, Ibnu Majah]
2.     Apakah Anda ingin berbadan sehat, kuat, dijauhkan dari bencana dan penyakit? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Dan Nabi Hud berkata: ‘wahai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan yang deras atasmu, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa.” [QS. Hud: 52]
3.     Apakah Anda ingin dijauhkan dari bencana, fitnah, dan cobaan yang berat? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Dan Allah sekali-kali tidak akan mengadzab mereka selama kamu (Muhammad) berada diantara mereka. Dan tidaklah pula Allah akan mengadzab mereka selama mereka meminta ampun.” [QS. Al Anfal: 33]
4.     Apakah Anda ingin terbebas dari kekeringan, memiliki keturunan (yang baik), harta melimpah dan penuh berkah? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. Firman Allah ta’ala: “Maka aku (Nuh) berkata kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, memperbanyak harta dan anak-anakmu, mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” [QS. Nuh: 10-12]
5.     Apakah Anda ingin menghapus dosa-dosa, memperbanyak kebaikan, dan meningkatkan ketakwaan? Jika ya, maka perbanyaklah istighfar. “Katakanlah: ‘bebaskanlah kami dari dosa’. Niscaya Aku ampuni kesalahan-kesalahanmu dan kelak Aku akan menambah pemberianKu kepada orang-orang yang berbuat baik.” [QS. Al Baqarah: 58]
Saudaraku yang semoga senantiasa istiqomah berada di jalan kebaikan. Dengan beristighfar, minta ampun kepada Allah ta’ala, para Nabi terdahulu menyelesaikan berbagai persoalan yang beliau-beliau hadapi. Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Yunus, serta nabi-nabi yang lain beristighfar. Padahal para Nabi tersebut mendapatkan jaminan dari Allah ta’ala, diampuni segala dosa mereka. Begitulah, di hapadan Allah ta’ala, beliau-beliau merendahkan diri, mengakui kesalahan yang telah diperbuat, dan memohon maaf. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun gemar beristighfar.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Dan benar. Alloh ta’ala memberikan solusi atas berbagai permasalahan yang beliau hadapi. Oleh karena itu, marilah kita memperbanyak istighfar. Marilah kita mengakui kesalahan-kesalahan yang telah kita perbuat. Marilah kita minta ampun kepada Alloh atas dosa-dosa kita yang sangat banyak. Semoga Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kita dan menerima tobat kita. Semoga Alloh ta’ala memberikan solusi dan jalan keluar atas berbagai masalah yang sedang kita hadapi. Amin.
“Barangsiapa istiqomah beristighfar, Allah akan menjadikan kesenangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dengan cara yang tidak ia duga” (HR. Abu Dawud).

[tije/LP2A PBSB Kemenag RI]

1 komentar: