Saudaraku. Bolehkah saya bertanya?
Bagaimana kabar sholat kita? Apakah sholat yang kita kerjakan sehari-hari sudah
sesuai tuntunan Rosululloh? Apakah kita sudah mengerti makna gerakan dan bacaan
sholat? Apakah sholat kita sudah khusyu’? Apakah kita sudah merasakan nikmatnya
sholat? Apakah sholat yang kita kerjakan sudah mencegah kita dari
perbuatan-perbuatan yang tidak baik?
Sebelum kita memulai diskusi tentang
bagaimana cara meningkatkan kualitas sholat, marilah kita sejenak merenungkan
dalam-dalam betapa tingginya kedudukan sholat dalam agama kita, agama Islam.
“….. Sesungguhnya
sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”.
(QS. An-Nisa`: 103)
Diriwayatkan oleh sahabat
Mu’adz bin Jabal, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رأس
الأمر الإسلام, وعـموده الصلاة, وذروة سنامه الجهاد
(yang maksudnya): “Pokok semua perkara adalah Islam, tiangnya
adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad” (HR. Imam Ahmad, 5/231, dan Imam
at-Tirmidzi, 2/1314)
Dalam sebuah kesempatan
Rosululloh menyampaikan: “Ada lima sholat yang telah Alloh ta’ala wajibkan atas
hamba-hambaNya, barangsiapa menunaikannya, tidak mengabaikannya dengan
menyepelekan (meremehkan) kedudukannya, maka Alloh berjanji untuk memasukkannya
ke dalam surga”. (HR. Imam Abu Dawud, 2/62)
Abdulloh bin Mas’ud r.a.
berkata, “aku bertanya kepada Raosululloh, ‘Amal apa yang paling dicintai oleh
Alloh ta’ala?’, beliau menjawab, ‘Sholat tepat waktu’, ……” (HR. Imam Bukhori,
Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa`i)
Alloh ta’ala menjelaskan
di dalam al-Quran tentang keadaan ahli neraka:
"Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Saqor (neraka)?.
Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan
sholat”. (QS. Al-Muddatstsir : 42-43)
Diriwayatkan dari
Abdulloh bib Buroidah, dari bapaknya, dia berkata, Rosululloh bersabda (yang
maksudnya): “Janji antara kita dengan mereka adalah sholat. Barangsiapa
meninggalkannya, dia benar-benar kafir”. (HR. Imam at-Tirmidzi, an-Nasa`I, Ibnu
Majah, dan Hakim)
Demikianlah kedudukan
sholat dalam agama Islam. Sangat penting. Sangat istimewa. Sangat mulia. Masih
banyak ayat al-Quran dan riwayat hadits yang menjelaskan betapa tingginya
kedudukan sholat dalam agama Islam. Bahkan salah satu wasiat terakhir nabi
Muhammad sebelum beliau meninggal dunia adalah sholat. (keterangan ini
diriwayatkan oleh Imam ath-Thobroniy dalam Majma’ al-Bahroin, 7/263)
Saudaraku yang berbahagia dengan
ni’mat Iman dan Islam. Hujjatul Islam Imam al-Ghozali rohimahulloh
menyampaikan bahwa sholat itu terdiri dari Shuroh Dhohiroh (sisi lahir)
dan bathiniyyah. Kesempurnaan sholat bisa diperoleh dengan menyempurnakan dua
sisi tersebut. Sisi lahiriyah sholat adalah gerakan dan bacaan sholat, mulai
takbirotul ihrom hingga salam. Dalam hal ini penting bagi kita untuk kembali
mempelajari tata cara sholat berdasarkan riwayat hadits dengan harapan kita
mampu melaksanakan sholat dengan tata cara yang semirip mungkin dengan sholat
yang dipraktekkan oleh Rosululloh. Nabi Muhammad sholaallohu alaihi wa sallam
bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْانِى أُصَلِى
(maksudnya): ”Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku
sholat”. (riwayat Imam Bukhori, dalam Buluhgul Marom hal. 66)
Sedangkan sisi bathiniyyah sholat
adalah khusyu` dan menghadirkan hati ketika melaksanakan sholat. Bagaimana agar
kita bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’? Ada beberapa hal yang perlu kita
lakukan agar sholat kita –semoga- bisa khusyu’.
Pertama, mempelajari makna bacaan
sholat. Sholat adalah komunikasi antara seorang hamba dengan Alloh. Bagaimana
kita bisa berkomunikasi dengan Alloh ta’ala di dalam sholat jika kita tidak
memahami makna bacaan sholat yang kita lafazdkan? Salah satu tujuan sholat
adalah agar kita ingat kepada Alloh ta’ala.
“Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan (yang hak)
selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Ku”. (QS.
Thoha: 14)
Lalu bagaimana kita bisa ingat kepada
Alloh di dalam sholat jika kita tidak mengerti apa yang kita baca selama kita
mengerjakan sholat? Mari kita sempatkan diri untuk mempelajari makna bacaan
sholat. Maaf. Sekali lagi saya mohon maaf. Kalau untuk urusan perut saja kita
mau bekerja keras, mengerahkan tenaga, waktu dan pikiran. Lalu mengapa kalau
urusan dengan Alloh ta’ala kita malas-malasan?
Kedua, menenangkan hati dan pikiran
sebelum memulai sholat. Sebelum takbirotul ihrom, hendaknya kita
menyiapkan jasad, hati dan pikiran kita untuk menghadap Alloh ta’ala. Kita
berusaha membersihkan hati dan pikiran kita dari segala urusan duniawi. Kita
berusaha memfokuskan hati dan pikiran kita untuk bermunajat kepada Alloh
ta’ala. Mari kita senantiasa mengingat-ingat. Kita ini mau menghadap Alloh
ta’ala yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Betapa
buruk adab kita jika jasad kita rukuk dan sujud sementara hati dan pikiran kita
masih saja mengurusi perkara-perkara dunia?
Ketiga, mengerjakan sholat dengan
tenang (tuma’ninah) dan tidak tergesa-gesa. Saudaraku yang dimuliakan oleh
Alloh ta’ala dengan iman. Jika kita mengerjakan sholat dengan tergesa-gesa,
sangat besar kemungkinannya kita tidak bisa khusyu`. Kenapa? Karena ‘motion’
(gerakan badan) itu sangat mempengaruhi ‘emotion’ (suasana hati). Selain itu,
marilah kita merenung dalam-dalam. Bukankah kita senantiasa memilih yang
terbaik untuk diri kita sendiri? Kita pilih pakaian yang terindah, makanan yang
ternikmat, tempat tinggal yang ternyaman. Kita bisa menghabiskan waktu
berjam-jam untuk memilih pakaian yang kita sukai. Lalu mengapa kita
melaksanakan sholat seperti ayam yang sedang mematuk-matuk makanan? Mengapa
kita mempersembahkan sesuatu yang buruk kepada Alloh ta’ala? Bukankah sholat itu
merupakan persembahan kita kepada Alloh ta’ala?
Keempat, mentadabburi makna bacaan
sholat. Bacaan-bacaan di dalam sholat merupakan pujian dan doa kepada Alloh
ta’ala. Bacaan takbir merupakan pujian terhadap kemahabesaran Alloh ta’ala. Doa
iftitah berisi pensucian dan pujian kepada Alloh ta’ala serta ungkapan bahwa
kita sedang menghadapkan diri kita kepada Alloh ta’ala. Surat al Fatihah berisi
pujian dan doa. Bacaan rukuk, I’tidal dan sujud berupa pujian kepada Alloh
ta’ala. Bacaan ketika duduk diantara dua sujud berupa doa kepada Alloh ta’ala.
Bacaan tasyahud berupa pujian kepada Alloh kemudian dilanjutkan dengan sholawat
kepada Rosululloh. Dan yang terakhir, salam, merupakan doa keselamatan untuk
orang-orang yang beriman dan para malaikat yang ikut melaksanakan sholat.
Dengan menghayati makna setiap bacaan di dalam sholat, insyaalloh, kita
lebih mudah untuk mencapai khusyu’.
Kelima, senantiasa berusaha dengan
segenap kemampuan agar bisa terus khusyu’. Seringkali, kita sudah berusaha
khusyu’, tapi di tengah-tengah sholat hati dan pikiran kita melayang entah
kemana, memikirkan urusan-urusan dunia. Hal tersebut tidak mengapa. Yang
penting kita segera berusaha untuk khusyu’ kembali. Namanya aja sedang latihan.
Inilah yang disebut jihad melawan hawa nafsu. Memang berat. Tapi dengan usaha
dan doa yang sungguh-sungguh dan terus menerus, insyaalloh, dengan pertolongan
dari Alloh ta’ala, kita bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’, semaksimal
mungkin.
قد أفلح
المؤمنون (١) الذين هم فى صلوتهم خاشعـــون (٢)
“Sungguh
beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ di dalam
sholat mereka”. (QS. Al-Mu`minun: 1-2)
Keenam, senantiasa berdoa kepada
Alloh ta’ala agar kita diberi hati yang khusyu’. Bagaimanapun, khusyu’ adalah
anugerah yang diberikan oleh Alloh ta’ala kepada orang-orang yang Dia
kehendaki. Mari kita berdoa semoga Alloh ta’ala menjadikan hati kita termasuk
hati yang khusyu’.
اَللَّهُمَّ
إِنَّا نَسْئَـلُـكَ قَلْبًا خَاشِعًا
“Ya Alloh..
sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, hati yang khusyu’….”
Saudaraku yang disayang oleh Alloh
ta’ala. Jika sampai hari ini kita belum bisa merasakan nikmatnya rukuk dan
sujud kepada Alloh ta’ala. Jika sampai hari ini sholat yang kita laksanakan
belum bisa mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar. Kita sholat, tapi
masih terus berma’shiat. Padahal Alloh ta’ala berfirman (yang maksudnya)
“…..
Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan
mungkar…..” (QS. Al-Ankabut: 45)
Mungkin saja semua itu dikarenakan
sholat kita belum sempurna. Secara dhohir kita belum meniru tata cara sholat
Rosululloh. Dan secara bathin, kita belum bisa khusyu’ di dalam sholat.
Saudaraku yang berharap rohmat dari
Alloh ta’ala. Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun.
Syukur kepada Alloh ta’ala, kita masih diberi kesempatan oleh Alloh ta’ala untuk
meningkatkan kualitas sholat kita, kualitas hubungan kita dengan-Nya. Tentu,
peningkatan kualitas sholat itu mensyaratkan kemauan yang kuat dalam diri kira
untuk terus belajar dan berlatih. Semoga saja, semakin kita dekat dengan ajal
kita, semakin kita dekat dengan kematian kita, kualitas sholat kita semakin
baik dan semakin baik.
Dari shohabat Anas bin Malik,
Rosululloh bersabda:
أوّل ما
يحاسب به العبد يوم القيامة الصلاة, فإن صلحت صلح له سائر عمله, وإن فسدت فسد سائر
عمله
“Yang paling
pertama dihisab pada seorang hamba kelak di hari qiyamat adalah sholat. Jika
sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya jelek, maka
jeleklah seluruh amalnya”. (HR. Imam ath-Thobroniy)
Semoga Alloh ta’ala senantiasa
melimpahkan pertolongan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Wallohu a’lamu
bi ash-showab.
[tj/LP2A PBSB]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar