Sabtu, 29 Juni 2013

Mari Tingkatkan Kualitas Sholat


Saudaraku. Bolehkah saya bertanya? Bagaimana kabar sholat kita? Apakah sholat yang kita kerjakan sehari-hari sudah sesuai tuntunan Rosululloh? Apakah kita sudah mengerti makna gerakan dan bacaan sholat? Apakah sholat kita sudah khusyu’? Apakah kita sudah merasakan nikmatnya sholat? Apakah sholat yang kita kerjakan sudah mencegah kita dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik?
Sebelum kita memulai diskusi tentang bagaimana cara meningkatkan kualitas sholat, marilah kita sejenak merenungkan dalam-dalam betapa tingginya kedudukan sholat dalam agama kita, agama Islam.
“….. Sesungguhnya sholat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman”. (QS. An-Nisa`: 103)
Diriwayatkan oleh sahabat Mu’adz bin Jabal, Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda:
رأس الأمر الإسلام, وعـموده الصلاة, وذروة سنامه الجهاد
(yang maksudnya): “Pokok semua perkara adalah Islam, tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad” (HR. Imam Ahmad, 5/231, dan Imam at-Tirmidzi, 2/1314)
Dalam sebuah kesempatan Rosululloh menyampaikan: “Ada lima sholat yang telah Alloh ta’ala wajibkan atas hamba-hambaNya, barangsiapa menunaikannya, tidak mengabaikannya dengan menyepelekan (meremehkan) kedudukannya, maka Alloh berjanji untuk memasukkannya ke dalam surga”. (HR. Imam Abu Dawud, 2/62)
Abdulloh bin Mas’ud r.a. berkata, “aku bertanya kepada Raosululloh, ‘Amal apa yang paling dicintai oleh Alloh ta’ala?’, beliau menjawab, ‘Sholat tepat waktu’, ……” (HR. Imam Bukhori, Muslim, at-Tirmidzi, dan an-Nasa`i)
Alloh ta’ala menjelaskan di dalam al-Quran tentang keadaan ahli neraka:
"Apakah yang memasukkan kalian ke dalam Saqor (neraka)?. Mereka menjawab: Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan sholat”. (QS. Al-Muddatstsir : 42-43)
Diriwayatkan dari Abdulloh bib Buroidah, dari bapaknya, dia berkata, Rosululloh bersabda (yang maksudnya): “Janji antara kita dengan mereka adalah sholat. Barangsiapa meninggalkannya, dia benar-benar kafir”. (HR. Imam at-Tirmidzi, an-Nasa`I, Ibnu Majah, dan Hakim)
Demikianlah kedudukan sholat dalam agama Islam. Sangat penting. Sangat istimewa. Sangat mulia. Masih banyak ayat al-Quran dan riwayat hadits yang menjelaskan betapa tingginya kedudukan sholat dalam agama Islam. Bahkan salah satu wasiat terakhir nabi Muhammad sebelum beliau meninggal dunia adalah sholat. (keterangan ini diriwayatkan oleh Imam ath-Thobroniy dalam Majma’ al-Bahroin, 7/263)
Saudaraku yang berbahagia dengan ni’mat Iman dan Islam. Hujjatul Islam Imam al-Ghozali rohimahulloh menyampaikan bahwa sholat itu terdiri dari Shuroh Dhohiroh (sisi lahir) dan bathiniyyah. Kesempurnaan sholat bisa diperoleh dengan menyempurnakan dua sisi tersebut. Sisi lahiriyah sholat adalah gerakan dan bacaan sholat, mulai takbirotul ihrom hingga salam. Dalam hal ini penting bagi kita untuk kembali mempelajari tata cara sholat berdasarkan riwayat hadits dengan harapan kita mampu melaksanakan sholat dengan tata cara yang semirip mungkin dengan sholat yang dipraktekkan oleh Rosululloh. Nabi Muhammad sholaallohu alaihi wa sallam bersabda:
صَلُّوْا كَمَا رَأَيْتُمُوْانِى أُصَلِى
(maksudnya): ”Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat”. (riwayat Imam Bukhori, dalam Buluhgul Marom hal. 66)
Sedangkan sisi bathiniyyah sholat adalah khusyu` dan menghadirkan hati ketika melaksanakan sholat. Bagaimana agar kita bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’? Ada beberapa hal yang perlu kita lakukan agar sholat kita –semoga- bisa khusyu’.
Pertama, mempelajari makna bacaan sholat. Sholat adalah komunikasi antara seorang hamba dengan Alloh. Bagaimana kita bisa berkomunikasi dengan Alloh ta’ala di dalam sholat jika kita tidak memahami makna bacaan sholat yang kita lafazdkan? Salah satu tujuan sholat adalah agar kita ingat kepada Alloh ta’ala.
“Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingat Ku”. (QS. Thoha: 14)
Lalu bagaimana kita bisa ingat kepada Alloh di dalam sholat jika kita tidak mengerti apa yang kita baca selama kita mengerjakan sholat? Mari kita sempatkan diri untuk mempelajari makna bacaan sholat. Maaf. Sekali lagi saya mohon maaf. Kalau untuk urusan perut saja kita mau bekerja keras, mengerahkan tenaga, waktu dan pikiran. Lalu mengapa kalau urusan dengan Alloh ta’ala kita malas-malasan?
Kedua, menenangkan hati dan pikiran sebelum memulai sholat. Sebelum takbirotul ihrom, hendaknya kita menyiapkan jasad, hati dan pikiran kita untuk menghadap Alloh ta’ala. Kita berusaha membersihkan hati dan pikiran kita dari segala urusan duniawi. Kita berusaha memfokuskan hati dan pikiran kita untuk bermunajat kepada Alloh ta’ala. Mari kita senantiasa mengingat-ingat. Kita ini mau menghadap Alloh ta’ala yang Maha Mengetahui apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Betapa buruk adab kita jika jasad kita rukuk dan sujud sementara hati dan pikiran kita masih saja mengurusi perkara-perkara dunia?
Ketiga, mengerjakan sholat dengan tenang (tuma’ninah) dan tidak tergesa-gesa. Saudaraku yang dimuliakan oleh Alloh ta’ala dengan iman. Jika kita mengerjakan sholat dengan tergesa-gesa, sangat besar kemungkinannya kita tidak bisa khusyu`. Kenapa? Karena ‘motion’ (gerakan badan) itu sangat mempengaruhi ‘emotion’ (suasana hati). Selain itu, marilah kita merenung dalam-dalam. Bukankah kita senantiasa memilih yang terbaik untuk diri kita sendiri? Kita pilih pakaian yang terindah, makanan yang ternikmat, tempat tinggal yang ternyaman. Kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam untuk memilih pakaian yang kita sukai. Lalu mengapa kita melaksanakan sholat seperti ayam yang sedang mematuk-matuk makanan? Mengapa kita mempersembahkan sesuatu yang buruk kepada Alloh ta’ala? Bukankah sholat itu merupakan persembahan kita kepada Alloh ta’ala?
Keempat, mentadabburi makna bacaan sholat. Bacaan-bacaan di dalam sholat merupakan pujian dan doa kepada Alloh ta’ala. Bacaan takbir merupakan pujian terhadap kemahabesaran Alloh ta’ala. Doa iftitah berisi pensucian dan pujian kepada Alloh ta’ala serta ungkapan bahwa kita sedang menghadapkan diri kita kepada Alloh ta’ala. Surat al Fatihah berisi pujian dan doa. Bacaan rukuk, I’tidal dan sujud berupa pujian kepada Alloh ta’ala. Bacaan ketika duduk diantara dua sujud berupa doa kepada Alloh ta’ala. Bacaan tasyahud berupa pujian kepada Alloh kemudian dilanjutkan dengan sholawat kepada Rosululloh. Dan yang terakhir, salam, merupakan doa keselamatan untuk orang-orang yang beriman dan para malaikat yang ikut melaksanakan sholat. Dengan menghayati makna setiap bacaan di dalam sholat, insyaalloh, kita lebih mudah untuk mencapai khusyu’.
Kelima, senantiasa berusaha dengan segenap kemampuan agar bisa terus khusyu’. Seringkali, kita sudah berusaha khusyu’, tapi di tengah-tengah sholat hati dan pikiran kita melayang entah kemana, memikirkan urusan-urusan dunia. Hal tersebut tidak mengapa. Yang penting kita segera berusaha untuk khusyu’ kembali. Namanya aja sedang latihan. Inilah yang disebut jihad melawan hawa nafsu. Memang berat. Tapi dengan usaha dan doa yang sungguh-sungguh dan terus menerus, insyaalloh, dengan pertolongan dari Alloh ta’ala, kita bisa melaksanakan sholat dengan khusyu’, semaksimal mungkin.
قد أفلح المؤمنون (١) الذين هم فى صلوتهم خاشعـــون (٢)
“Sungguh beruntung orang-orang yang beriman. Yaitu orang-orang yang khusyu’ di dalam sholat mereka”. (QS. Al-Mu`minun: 1-2)
Keenam, senantiasa berdoa kepada Alloh ta’ala agar kita diberi hati yang khusyu’. Bagaimanapun, khusyu’ adalah anugerah yang diberikan oleh Alloh ta’ala kepada orang-orang yang Dia kehendaki. Mari kita berdoa semoga Alloh ta’ala menjadikan hati kita termasuk hati yang khusyu’.
اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْئَـلُـكَ قَلْبًا خَاشِعًا
“Ya Alloh.. sesungguhnya kami memohon kepada-Mu, hati yang khusyu’….”
Saudaraku yang disayang oleh Alloh ta’ala. Jika sampai hari ini kita belum bisa merasakan nikmatnya rukuk dan sujud kepada Alloh ta’ala. Jika sampai hari ini sholat yang kita laksanakan belum bisa mencegah diri kita dari perbuatan keji dan munkar. Kita sholat, tapi masih terus berma’shiat. Padahal Alloh ta’ala berfirman (yang maksudnya)  
“….. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar…..” (QS. Al-Ankabut: 45)
Mungkin saja semua itu dikarenakan sholat kita belum sempurna. Secara dhohir kita belum meniru tata cara sholat Rosululloh. Dan secara bathin, kita belum bisa khusyu’ di dalam sholat.
Saudaraku yang berharap rohmat dari Alloh ta’ala. Hari berganti hari. Bulan berganti bulan. Tahun berganti tahun. Syukur kepada Alloh ta’ala, kita masih diberi kesempatan oleh Alloh ta’ala untuk meningkatkan kualitas sholat kita, kualitas hubungan kita dengan-Nya. Tentu, peningkatan kualitas sholat itu mensyaratkan kemauan yang kuat dalam diri kira untuk terus belajar dan berlatih. Semoga saja, semakin kita dekat dengan ajal kita, semakin kita dekat dengan kematian kita, kualitas sholat kita semakin baik dan semakin baik.
Dari shohabat Anas bin Malik, Rosululloh bersabda:
أوّل ما يحاسب به العبد يوم القيامة الصلاة, فإن صلحت صلح له سائر عمله, وإن فسدت فسد سائر عمله
“Yang paling pertama dihisab pada seorang hamba kelak di hari qiyamat adalah sholat. Jika sholatnya baik, maka baiklah seluruh amalnya. Jika sholatnya jelek, maka jeleklah seluruh amalnya”. (HR. Imam ath-Thobroniy)
Semoga Alloh ta’ala senantiasa melimpahkan pertolongan dan petunjuk-Nya kepada kita semua. Wallohu a’lamu bi ash-showab.

[tj/LP2A PBSB]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar