Ya nabi salam padamu
Ya rosul salam padamu
Kekasih salam
padamu
Sholawat selalu untukmu
Kalau cinta kepada nabi
Baca sholawat kepada nabi
Kalau Allah tak mengutus nabi
Gelaplah jiwa gelaplah hati
Nabi Muhammad utusan ilahi
Wajahnya jernih berseri-seri
Kalau tersenyum bertemu insan
Terhapus sedih dan kesusahan
Akhlaq nabi bagai bunga-bungaan
Harum semerbak tiada tandingan
Wahai nabi wahai junjungan
Kami senang mengikut tuan
Ya Allah ilahi robbi
Kami mohon sepenuh hati
Di alam akhirat nanti
Izinkan kami bertemu nabi ….
Bait-bait
syair di atas digubah oleh Abah Zawawi Imron, satrawan kenamaan aseli Sumenep,
Madura, penerima penghargaan The S.E.A
Write Award di Bangkok Thailand pada tahun 2012. Syair tersebut merupakan
salah satu ekspresi kecintaan beliau kepada Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam. Memang, kita sebagai umat Islam seharusnya dan selayaknya mencintai
Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam.
Kenapa? Karena cinta kepada Nabi Muhammad shollallohu
alaihi wa sallam merupakan ciri orang yang beriman. Bagaimana kita bisa
beriman dan beragama Islam secara sempurna tanpa mencitai manusia yang membawa
dan menyampaikan risalah agama Islam?
Alloh ta’ala
pun memerintahkan kita untuk mencintai Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam.
“Katakanlah:”Jika
bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluarga, harta
kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan
rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai adalah lebih kamu cintai lebih
daripada Alloh dan Rosul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya”. Dan Alloh tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.” [QS. At Taubah: 24]
“Nabi itu
(hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri” [QS.
Al-Ahdzab:6]
Kita
semestinya mencintai Rosululloh shollallohu
alaihi wa sallam melebihi cinta kita kepada orang tua, anak, dan semua
manusia, bahkan melebihi cinta kita kepada diri kita sendiri.
Nabi
Muhammad shollallohu alaihi wa sallam
bersabda, “Demi Allah, salah seorang dari kalian tidak akan dianggap beriman
hingga diriku lebih dia cintai dari pada orang tua, anaknya dan seluruh
manusia.” (HR. Al-Bukhari)
Pada suatu
hari Umar bin Khottob rodliyallohu ‘anhu
berkata kepada Rosulullah shollallohu
alaihi wa sallam, “Wahai Rosulullah, sesungguhnya engkau lebih aku cintai
dari segala sesuatu kecuali dari diriku sendiri.” Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun
menjawab, “Tidak, demi Alloh, hingga aku lebih engkau cintai daripada dirimu
sendiri.” Maka berkatalah Umar, “Demi Alloh, sekarang Engkau lebih aku cintai
daripada diriku sendiri!” (HR. Al-Bukhari).
Dengan
mencintai Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam, kita ‘kan dapat merasakan manisnya iman.
Dari Anas
bin Malik ra., dari Nabi saw., beliau bersabda: “Ada tiga hal, barang siapa
melaksanakan ketiga-tiganya maka ia akan merasakan kelezatan iman: Orang yang
mencintai Allah dan Rasul-Nya melebihi cinta kepada yang lain, orang yang
mencintai orang lain hanya karena Allah dan orang yang benci untuk kembali
kekafiran sebagaimana benci untuk masuk ke dalam neraka.”(HR. Bukhari).
Dan dengan
mencintai Nabi shollallohu ‘alaihi wa
sallam, semoga kelak di akhirat kita bisa berkumpul dengan beliau.
Anas bin
Malik rodhiallahu ‘anhu mengisahkan,
“Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi
shollallohu ‘alaihi wa sallam
tentang hari kiamat, “Kapankah kiamat datang?” Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam pun menjawab, “Apa yang telah engkau
persiapkan untuk menghadapinya?” Orang itu menjawab, “Wahai Rosulullah, aku
belum mempersiapkan shalat dan puasa yang banyak, hanya saja aku mencintai
Allah dan Rosul-Nya shollallohu ‘alaihi
wa sallam.” Maka Rosulullah shollallohu
‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Seseorang (di hari kiamat) akan bersama
orang yang dicintainya, dan engkau akan bersama yang engkau cintai.” Anas pun
berkata, “Kami tidak lebih bahagia daripada mendengarkan sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, ‘Engkau
akan bersama orang yang engkau cintai.’” Anas kembali berkata, “Aku mencintai
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Abu Bakar dan Umar, maka aku berharap akan bisa bersama mereka (di hari
kiamat), dengan cintaku ini kepada mereka, meskipun aku sendiri belum (bisa)
beramal sebanyak amalan mereka.” (HR. Al-Bukhari dalam Shahih-nya, lihat Fath
al-Bari [X/557 no: 6171] dan at-Tirmidzi dalam Sunan-nya [2385])
Mari kita
mencitai Nabi shollallohu alaihi wa sallam.
Semoga saja, dengan mencintai beliau, kelak di akhirat Alloh ta’ala memperkenankan kita bertemu dan berkumpul
bersama kekasih kita, Nabi Muhammad shollallohu
alaihi wa sallam, di surga-Nya. Amin. (tj)
Ya Allah ilahi robbi
Kami mohon sepenuh hati
Di alam akhirat nanti
Izinkan kami bertemu nabi ….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar