Jumat, 25 Januari 2013
Segera Tinggalkan Sekolah (1)
Udin adalah seorang anak petani di Desa SugihSehat. Sang ayah dan ibu begitu bahagia ketika Udin masuk kelas 1 SD Unggul. Mulai hari itu orang tua Udin yakin bahwa anaknya bakal menjadi orang yang sukses, lebih sukses dari mereka yang mencari nafkah "hanya" sebagai petani.
Udin mulai mendapatkan pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, PPKn, IPA, IPS, dan lain-lain.
Suatu hari Udin bertanya kepada gurunya dengan penuh penasaran;
Udin: Pak Guru, di kelas ini apa saya akan diajari cara mengatasi hama tikus?
Pak Guru: tidak. Di buku paket hal itu tidak dijelaskan. emang kenapa?
Udin: Pak Guru, ayah dan ibu saya adalah seorang petani. Akhir-akhir ini beliau sedih karena sawahnya diserang hama tikus. Bagaimana ya cara mengatasi hama tikus? Saya ingin membantu orang tua saya.
Pak Guru: Sudahlah. Sekarang kerjakan soal-soal di halaman 26.
Udin: iya pak Guru.
Pada kesempatan yang lain Udin yang dipenuhi rasa penasaran bertanya kepada gurunya yang lain.
Udin: Bu Guru, bagaimana caranya agar padi yang ditanam ayah bisa dipanen lebih cepat?
Bu Guru: ayahmu kan petani. tanya saja pada ayahmu.
Udin: justru itu bu... ayah udin tidak tahu. makanya saya tanya kepada ibu.
Bu Guru: emang kenapa kamu tanya seperti itu?
Udin: kalau padinya bisa dipanen lebih cepat, ayahkan bisa lebih sering panen. ayah bisa lebih sering dapat uang.
Bu Guru: kamu ini tanya aneh-aneh. sudahlah. ayo dibaca bukunya halaman 19.
Udin: iya bu Guru.
_____________________
Seringkali, (kebanyakan) sekolah mengajarkan sesuatu yang "jauh" dari kehidupan peserta didik. Anak-anak para petani diajari pelajaran-pelajaran yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pertanian. Mereka (kebanyakan) diajari hal-hal yang tidak berhubungan dengan dengan kehidupan sehari-harimereka. Mereka pun, sejak masuk kelas 1 SD, mulai tercerabut dari akar budaya mereka. Hingga pada suatu ketika mereka lulus sekolah, anak-anak yang telah menjadi remaja itu memilih untuk pergi ke kota. mencari kerja katanya. sementara orang tua mereka mulai renta. sawah pun terbengkalai dan tak tergarap. tinggal menunggu waktu saja, orangtua mereka menjual sawah tersebut...
maka jangan heran jika saat ini kita menemukan fakta-fakta yang tak layak dibanggakan.
Sepanjang 2012, impor beras Indonesia mencapai 1,95 juta ton, jagung sebanyak 2 juta ton, kedelai sebanyak 1,9 juta ton, daging sapi setara 900.000 ekor sapi, gula sebanyak 3,06 juta ton, dan teh sebesar 11 juta dollar.
Sekolah, masih layakkah dipertahankan?
Label:
ide sekolah,
opini,
pendidikan,
sekolah,
tinggalkan sekolah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
jadi solusinya menurut mas tije gimana? :)
BalasHapus