Selasa, 31 Juli 2012

Menjaga Semangat Beramal Sholih

(31/07/2012)
Sudah lebih dari 10 hari kita menjalankan puasa dan berbagai macam ibadah lain seperti sholat Tarawih, shodaqoh, dan membaca al-Quran di bulan Romadlon 1433 H ini. Apakah kita masih bersemangat beribadah seperti hari-hari pertama bulan Romadlon..? atau bahkan kita lebih bersemangat dalam “belanja pahala” di pertengahan dan akhir-akhir Romadlon ini..? atau malah sebaliknya, semangat beramal kita semakin kendur..? Apakah kita mulai malas berjama’ah sholat Tarawih di masjid..? Pertanyaan tersebut layak untuk kita tanyakan kepada diri kita sendiri karena semangat beribadah kita di bulan Romadlon ini (dan juga bulan-bulan yang lain) semestinya senantiasa meningkat dari hari ke hari. Kuantitas dan kualitas ibadah kita sepatutnya meningkat dari hari ke hari. Jadi grafik ibadah kita itu naik sehingga kita benar-benar berubah menjadi manusia yang lebih baik.
Bagaimana caranya agar grafik ibadah kita itu bisa meningkat dari hari ke hari? Ada beberapa hal yang layak dicoba dan insyaalloh dapat membantu kita untuk menjaga semangat beramal, terutama di bulan Romadlon ini.
Pertama. Meng-ikhlash-kan niat dalam beribadah di bulan Romadlon. Jadi kita melaksanakan puasa Romadlon dan sholat sunnah Tarawih itu dengan niat hanya karena Alloh ta’ala. Kita memperbanyak shodaqoh dan tilawah al-Quran di bulan Romadlon ini dengan niat agar kita mendapat ridlo dari Alloh ta’ala. Bukan karena ikut-ikutan euforia orang-orang di sekitar kita dalam menyambut Romadlon. Bukan karena agar kelihatan sholih dan sholihah di bulan Romadlon.
Dari Abu Hurairah rodliallahu ‘anhu bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang maksudnya): “Barangsiapa yang berpuasa Romadlon karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosanya yang lalu.” (HR. Bukhari No. 38, 1910, 1802)
Dari Abu Hurairah rodliallahu ‘anhu bahwa Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang maksudnya): “Barang siapa yang shalat malam pada Romadlon karena iman dan ihtisab, maka akan diampuni dosa-dosa yang lalu.” (HR. Bukhari No. 37 1904, 1905)
Lihatlah.. jadi beramal itu memang harus berlandaskan “iman” dan “ihtisab”. Ihtisab itu artinya “karena mengharap ridlo dari Alloh ta’ala”. Sedangkan kata “ridlo” bermakna “menerima suatu perkara dengan lapang dada tanpa merasa kecewa”. Jadi yang selayaknya menjadi motivasi utama kita dalam beribadah, termasuk di bulan Romadlon ini, adalah agar Alloh ta’ala ridlo kepada kita. Bahasa gaulnya, agar Alloh ta’ala seneng dengan kita, semakin sayang kepada kita. 
Dalam buku Keukenhof, KH. Ihya Ulumiddin (guru kami) mengutip dua buah kata hikmah yang maksudnya, 
"Sesuatu yang karena Alloh ta'ala akan bersambung dan sesuatu yang bukan karena Alloh ta'ala pasti akan terputus"
"Barangsiapa ikhlash karena Alloh ta'ala maka berkah upayanya pasti kelihatan"
Jadi memang ikhlash ini adalah syarat mutlak agar amal yang kita kerjakan bisa istiqomah. Dan memang ridlo Alloh ta'ala -lah yang akan mengantarkan kita masuk surga.
Alloh ta’ala berfirman (yang maksudnya): “Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ‘Adn yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Alloh ridha terhadap mereka dan merekapun ridha kepadaNya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi orang yang takut kepada Tuhannya.” (QS. Al Bayyinah: 8)
Kedua. Senantiasa menambah ilmu dengan belajar. Dengan ilmu kita bisa tahu mana yang halal dan mana yang haram. Kita bisa paham mana yang berkonsekuensi pahala sehingga bermanfaat untuk kehidupan akhirat kita dan mana yang berakibat dosa sehingga menyebabkan kita masuk neraka. Kita bisa tahu mana amal-amal yang membuat Alloh ta’ala ridlo kepada kita dan mana yang menyebabkan Alloh ta’ala murka kepada kita. Biasanya, kalau ada orang yang melakukan amal ibadah hanya karena “ikut-ikutan”, bukan berlandaskan ilmu, amal ibadahnya tidak akan langgeng (istiqomah). Bahasa kerennya, “anget-anget tahi ayam”. Panas di awal, lalu dengan segera menjadi dingin. Semangat di awal, lalu dengan cepat hilanglah semangat itu. Iya, karena orang tersebut tidak tahu, sehingga tidak yakin terhadap apa yang dia amalkan. Ia tidak benar-benar mengetahui konsekuensi dari setiap amal yang dia kerjakan.
Contoh: ada orang yang ikut-ikutan sholat tarawih di masjid atau musholla di awal-awal bulan Romadlon. Namanya aja ikut-ikutan. Lama-lama ia menjadi bosan. Pada h`ri ke-7 dia sudah tidak bersemangat lagi mengerjakan sholat sunnah tarawih. Dia hanya ikut sholat tarawih dua kali salam. Lalu pergi entah ke mana ketika jama’ah yang lain sedang sujud. Pada hari ke-15 dia sudah malas pergi ke masjid untuk jama’ah sholat Isya` dan tarawih. Dia lebih senang nonton acara TV atau pergi ke mall untuk belanja atau sekedar refreshing. Dia hanya ikut-ikutan saja. Dia tidak mengerti dan sadar bahwa sholat tarawih yang dikerjakan dengan “iman” dan “ihtisab” itu dapat menjadi sebab dia mendapatkan ampunan dari Alloh ta’ala atas dosa-dosanya. Dia tidak mengerti bahwa setiap amal sunnah di bulan Romadlon ini bernilai seperti amal fardlu di bulan yang lain. Dia tidak mengerti dan sadar bahwa kelak dia akan mati, kelak akan ada yang namanya hari kiamat, kelak akan ada yang namanya hari perhitungan amal, kelak setiap amal –sekecil apapun- akan dibalas oleh Alloh ta’ala. Barang siapa yang berat timbangan amal baiknya, dia akan masuk surga, mendapatkan kebahagiaan abadi. Barang siapa berat timbangan amal jeleknya, dia akan merasakan siksa neraka dan dia akan menyesal berkepanjangan. Jadi kan sangat eman, kalau kita tidak mengisi malam Romadlon kita dengan sholat tarawih. Wong pahalanya gedhe gitu…
Mari kita mengikhslashkan niat kita dalam setiap amal. Kita niatkan hanya untuk mendapatkan ridlo dari Alloh ta’ala. Mari kita bersemangat menuntut ilmu agama sebagai bekal bagi kita untuk mengarungi kehidupan di dunia ini, demi mempersiapkan kehidupan akhirat yang lebih baik. Semoga Alloh ta’ala senantiasa memberikan pertolongan-Nya kepada kita semua. Semoga kita diberi kemampuan oleh Alloh ta’ala untuk menjaga semangat beramal sholih hingga akhir Romadlon, bahkan hingga akhir hayat kita. Amin. ()

Tidak ada komentar:

Posting Komentar