Anak didik saya yang satu ini bernama Fandi. Ada yang menyebutnya sebagai trouble maker karena kalau sedang marah, dia bisa menjadi destroyer alias perusak. Ibunya sempat bercerita bahwa ketika di Mino, Tuban, dulu, beberapa kali dia merusak genting milik tetangga. Oleh karena itulah sang Ibu membawa turut serta anaknya ke Panti Asuhan. Ketika pertama kali saya datang di Panti Asuhan ini, sayapun mendapati Fandi sedang mengejar seniornya dengan menggunakan pisau dapur. Ibunya juga pernah bilang kalau anak ini sempat lama tidak mau berangkat sekolah. Ditambah lagi, teman-temannya yang notabene lebih tua umurnya dari dia sering menjulukinya anak yang nakal.
Saya pun mencoba meneliti lebih jauh tentang rumor yang berhembus itu. Apa benar si Fandi ini memang seorang trouble maker?
Setelah beberapa saat, saya menemukan informasi bahwa Fandi melempari genting tetangganya dengan batu sehingga genting itu banyak yang pecah karena sebelumnya dia dijarak oleh seorang anak (usianya lebih tua daripada Fandi) yang punya rumah itu. Fandi marah karena tidak bisa membalas perlakuan si senior sehingga dia menumpahkan amarahnya kepada genting. Hal yang mirip terjadi ketika Fandi mengejar seniornya di panti sambil membawa pisau dapur. Sebelum peristiwa itu terjadi, si senior menjarak Fandi sehingga Fandi pun kalap dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
Ketika saya tanya apa benar dia dulu sempat tidak mau masuk sekolah dalam waktu yang cukup lama dia menjawab bahwa gurunya suka marah dan menghukum. Sekarang guru tersebut telah pindah sekolah, ia pun kembali semangat berangkat ke sekolah.
Apa artinya semua ini?
Memang benar bahwa anak yang sedang duduk di bangku kelas 3 SD ini sering lepas kontrol jika sedang marah. Tapi kalau memang orang-orang di sekelilingnya tidak njarak dia dan tidak mengganggu dia, saya yakin dia pun tidak akan marah tanpa sebab. Saya pun perlu mengusahakan semaksimal mungkin agar teman-temannya, terutama yang senior, memahami karakter Fandi ini sehingga mereka tidak njarak dia untuk memancing kemarahannya. Saya juga perlu membantu Fandi agar dia bisa mengontrol kemarahannya sedikit demi sedikit.
Dalam beberapa hal, anak ini memiliki prestasi yang bagus. Ia bersemangat dalam belajar dan mengerjakan PR, namun memang harus ada yang mendampingi. Alhamdulillah, kami memfasilitasinya dengan menyediakan guru pendamping ketika belajar ba'da sholat Isya`. Saya sendiripun kadang-kadang juga menyempatkan diri untuk menjadi teman belajar bagi dia.
Dia juga sudah bisa mencuci bajunya sendiri lho ... Mencuci, menjemur, mengentas, dan merapikan bajunya sendiri di dalam lemari. Beberapa saat yang lalu saya memergoki dia dan pak leknya (usianya terpaut 2 tahun) membersihkan dan merapikan kamar mereka.
"Jika ingin tahu apa yang ada di dalam laut,
tak cukup kau hanya memandang permukaannya saja,
menyelamlah, niscaya kau 'kan melihatnya"
(tj)
Saya pun mencoba meneliti lebih jauh tentang rumor yang berhembus itu. Apa benar si Fandi ini memang seorang trouble maker?
Setelah beberapa saat, saya menemukan informasi bahwa Fandi melempari genting tetangganya dengan batu sehingga genting itu banyak yang pecah karena sebelumnya dia dijarak oleh seorang anak (usianya lebih tua daripada Fandi) yang punya rumah itu. Fandi marah karena tidak bisa membalas perlakuan si senior sehingga dia menumpahkan amarahnya kepada genting. Hal yang mirip terjadi ketika Fandi mengejar seniornya di panti sambil membawa pisau dapur. Sebelum peristiwa itu terjadi, si senior menjarak Fandi sehingga Fandi pun kalap dan tidak bisa mengendalikan emosinya.
Ketika saya tanya apa benar dia dulu sempat tidak mau masuk sekolah dalam waktu yang cukup lama dia menjawab bahwa gurunya suka marah dan menghukum. Sekarang guru tersebut telah pindah sekolah, ia pun kembali semangat berangkat ke sekolah.
Apa artinya semua ini?
Memang benar bahwa anak yang sedang duduk di bangku kelas 3 SD ini sering lepas kontrol jika sedang marah. Tapi kalau memang orang-orang di sekelilingnya tidak njarak dia dan tidak mengganggu dia, saya yakin dia pun tidak akan marah tanpa sebab. Saya pun perlu mengusahakan semaksimal mungkin agar teman-temannya, terutama yang senior, memahami karakter Fandi ini sehingga mereka tidak njarak dia untuk memancing kemarahannya. Saya juga perlu membantu Fandi agar dia bisa mengontrol kemarahannya sedikit demi sedikit.
Dalam beberapa hal, anak ini memiliki prestasi yang bagus. Ia bersemangat dalam belajar dan mengerjakan PR, namun memang harus ada yang mendampingi. Alhamdulillah, kami memfasilitasinya dengan menyediakan guru pendamping ketika belajar ba'da sholat Isya`. Saya sendiripun kadang-kadang juga menyempatkan diri untuk menjadi teman belajar bagi dia.
Dia juga sudah bisa mencuci bajunya sendiri lho ... Mencuci, menjemur, mengentas, dan merapikan bajunya sendiri di dalam lemari. Beberapa saat yang lalu saya memergoki dia dan pak leknya (usianya terpaut 2 tahun) membersihkan dan merapikan kamar mereka.
"Jika ingin tahu apa yang ada di dalam laut,
tak cukup kau hanya memandang permukaannya saja,
menyelamlah, niscaya kau 'kan melihatnya"
(tj)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar