STRES
Dewasa ini, kita sering melihat di sana sini kesetresan manusia yang hampir menyeluruh, di kota, di desa sampai pelosok lebih-lebih di ibukota.
Memang kehidupan zaman modern sering membawa fikiran kita pada keadaan labil dan kita sering dilanda radiasi/fikiran negative, seperti stress, mara-marah, ketakutan, ingin mengusai, tidak sabaran, cemas, sedih dan menderita. Emosi tersebut di atas akibat dari fikiran negative yang terjadi karena kita kurang mampu mengendalikan fikiran. Padahal fikiran dan emosi negatif seperti itu bersifat destruktif (berlawanan) dengan organ dalam tubuh kita, yang pada akhirnya akan menguras habis daya hidup kita serta merangsang timbulnya berbagai penyakit.
Tapi kalau diteliti lebih dalam, yang namanya zaman, situasi, atau sesuatu yang menyebabkan stress itu sebetulnya tidak ada hubungannya dengan yang namanya stress. Sekarang mari kita gali bersama, kita ambil satu contoh, petani. Petani stress mungkin disebabkan oleh hama yang menyerang tanamannya, dan dia sudah membasmi dengan segala insektisida, tapi belum ada hasil yang memuaskan, akhirnya dia pusing dan stress.
Tapi kalau si petani ini faham untuk apa hama diciptakan, karena apa hama menyerang, sudah barang tentu dia tidak mengalami stress. Karena meskipun memikirkan sampai stress bahkan sampai kalap pun, yang namanya hama kalau sudah waktunya menyerang ya menyerang dan stress takkan membuatnya takut, apalagi kabur, karena hama menyerang menurut Sunnatulloh, dan sunnatulloh pasti ada dan datang setelah sebab dan musabab, kalau kita orang mukmin, hama itu suatu ujian, kalau setengah mukmin dalam arti kita lalai melaksanakan tugas, hama itu suatu peringatan, karena Alloh sendiri sudah berfirman : "Alloh tidak akan menganiaya hamba-hamba Nya, Dan kalau hama menyerang orang kafir, itu di karenakan atas perbuatannya sendiri. Jadi stress memikirkan sesuatu yang dikehendaki Alloh itu percuma, malah akan menunjukkan kalau kita tidak menerima pembagian Alloh.
Begitu juga dengan situasi di negeri ini, di mana-mana banyak kecurangan, penipuan, criminal, sampai pengeboman yang terjadi akhir-akhir ini. Memang ini juga sunnatulloh yang harus terjadi di negeri ini, hanya saja pelakunya itu yang biadab, mungkin stresnya sudah parah dan membuatnya sakit jiwa.
Kita wong cilik oklak aklik, kursinya Cuma dingklik dan jarang punya duwik. Bukannya tidak boleh ikut mikir, boleh-boleh saja, tapi sebatas porsinya masing-masing jangan sampai berlebihan yang mengakibatkan stress dan ngawur, yang pada akhirnya malah memperuncing keadaan dan menambah beban di semua kalangan. Marilah coba mawas diri dan berpikir positif agar kita mempunyai nilai tambah.
Pada dasarnya stress timbul bukan dari apa-apa dan bukan dari mana-mana, tapi dari diri kita sendiri yang kurang mawas diri dan kurang pasrah pada Alloh, sehingga emosi negative muncul dari pikiran maka terjadilah stress.
Pertama kita harus sadar, bahwa di dalam tubuh kita banyak sekali makhluk Alloh yang di perbantukan pada kita, ini semua makhluk Alloh yang di perbantukan pada kita agar terjamin kelangsungan hidup. Coba kalau penglihatan mati, pasti kita tidak bisa melihat, ini suatu contoh bahwa mereka itu makhluk lain. Kebanyakan kita tidak sadar tentang itu, bahkan kita lupa kalau mereka itu makhluk yang sangat terbatas kemampuannya, dengan seenaknya kita memperbudak pikiran untuk memikirkan hal-hal yang di luar kemampuannya, dan tak jarang kita menyuruh pikiran pada kejorokan, kemungkaran dan lain-lain. Yang tak di senangi oleh makhluk yang bernama pikiran ini, sehingga dia loyo. Nampaknya kita yang merasakan seperti mumet, pusing, stress dan berbagai penyakit lain.
Kedua kita harus mampu mengendalikan pikiran pada hal-hal yang positif dan menjauhkan dari hal-hal negative. Pikiran positif yang mempunyai nilai tambah sangat menambah dan menyehatkan pikiran itu sendiri, dan sebaliknya pikiran negative akan mengurangi energi pikiran itu sendiri. Jadi pikiran adalah hal pertama yang harus di atasi dalam upaya mengatasi stress, karena bila tersinggung ia akan melontarkan reaksi terhadap segala hal, baik itu suatu penolakan, penerimaan atau hasrat pada obyek lain. Jika pikiran kita terangsang menanggapi segala hal yang negative, energi kita juga terangsang keluar untuk menanggapi segala hal yang negative.
Dan jika pikiran kita terkontrol dan hanya menanggapi segala hal yang baik atau sesuatu yang sekiranya di perlukan menurut porsinya, energi kita pun akan kembali pada hal yang baik dan yang di perlukan, selain itu akan membuat hidup ini jadi terarah, teratur, tenang, damai dan baik.
Terakhir, kita harus mampu membuat/menjalani hidup ini seolah-olah kita sedang memerankan lakon drama, dalam arti kita menjalani hidup ini seperti apa adanya, seperti apa kata sutradara dan jangan sekali-kali memikirkan sesuatu yang memang di luar kemampuan kita, boleh-boleh saja memikirkan segala hal tapi jangan pakai mumet atau stress segala. Dan jangan lupa berdo'a setelah usaha, kemudian pasrahkan.
Sekali lagi yang yang perlu di ingat " Kebanyakan timbulnya penyakit di sebabkan oleh pikiran negatif " untuk itu kita harus selalu menjaga dan mengendalikannya.
Oleh : Imam Syafi'I (04,12,2004)
Santri PP. "Darussalam Mekar Agung" Pucanganom Kebonsari Madiun
Telp (0351) 367770 Jatim.
Kode Pos 63173. 4d
Tidak ada komentar:
Posting Komentar