“Mukmin yang kuat lebih disukai oleh Alloh dari pada yang lemah.”
“Bukanlah dikatakan kuat, orang yang kuat dalam bergulat. Sesungguhnya orang kuat adalah orang yang kuat menahan amarah.”
Kuat à bukan hanya dari segi fisik, tapi lebih pada sisi bathin.
6 kekuatan yang diperlu di up-grade agar cita-cita kebangkitan Islam wal Muslimin bisa diraih:
1. Kekuatan Iman
Apa arti Iman..?? à secara lughoh à percaya, yakin
Bukankah SYAITHON itu juga percaya akan adanya Alloh ta’ala, bahkan ia pernah berdialog dengan Alloh ta’ala (lihat Q.S. al-Baqoroh : ) ...??!!
Mari kita lihat bagaimana al-quran mendefinisikan kata ”iman”.
”dan orang-orang yang beriman itu sangat mencintai Alloh”
Menurut ayat ini; Iman à cinta.
Lalu bagaimana cara kita mencintai dan mengekspresikan cinta kita kepada Alloh ta’ala??
”Katakanlah (wahai Muhammad); jika kalian mencintai Alloh maka ikutilah aku. Maka Alloh akan mencintai kalian, mengampuni dosa kalian,
Jika kita ingin mengecek seberapa besar, seberapa tebal iman kita, mari kita cek; sejauh mana kita mengikuti Rosulillah shollallohu ’alaihi wasallam.
Lalu bagaimana cara kita mengikuti Rosulillah shollallohu ’alaihi wasallam..??
Jelas à al-quran dan al-hadits.
Mari kita kaji al-quran dan al-hadits, dan mari kita mengamalkannya.
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, mari kaji dan amalkan al-quran dan al-hadits..!!
2. Kekuatan Ibadah
Ibadah, secara lughoh à menghambakan diri. (’abada – ya’budu – ’ibadatan)
Secara umum ibadah diartikan sebagi segala bentuk perbuatan yang ditujukan untuk mendapatkan ridlo Alloh ta’ala.
”beribadah” itu sungguh sangat penting sekali, karena merupakan tujuan utama manusia diciptakan.
”dan tidak Aku jadian jin dan manusia kecuali untuk menyembahKu”
Syarat ibadah diterima:
- ittiba`us sunnah
- ikhlash
Ibadah dibagi menjadi dua:
Vertikal à hablu minalloh
Horizontal à hablu minannas
Al-quran :
”maka sholatlah dan menyembelihlah (hewan sembelihan untuk dishodaqohkan)”
(Q.S. al-kautsar: 2)
”dan mereka tidak diperintahkan kecuali untuk menyembah Alloh dengan ikhlash dan condong kepada agama (islam), dan agar menegakkan sholat dan menunaikan zakat. Itulah agama yang tegak”.
(Q.S. al-bayyinah: )
Dan tujuan ibadah ini tidak lain adalah agar manusia menjadi orang yang bertaqwa. Dan kita semua tahu bahwa orang yang paling mulia di sisi Alloh ta’ala adalah orang yang paling bertaqwa.
”hai manusia, beribadahlah kalian kepada Robb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian agar kalian bertaqwa”.
(Q.S. al-baqoroh : )
Para mujahid, para syuhada, yang telah mendahului kita dulu adalah orang-orang yang garang, trenginas, bagaikan singa ketika bertempur melawan musuh di medan perang. Di malam hari, janggut mereka basah oleh air mata yang tak terasa mengalir ketika mereka khusu’ berkomunikasi dengan Alloh ta’ala.
Ibadah à charge baterai.
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, mari tingkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita..!! baik ibadah ritual maupun ibadah sosial.
3. Kekuatan Ilmu
Islam adalah agama yang sangat mementingkan ilmu.
”ketahuilah, sesungguhnya tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Alloh....”
Syeikh az-Zarnujiy berpendapat bahwa ilmu yang wajib (baca; fardlu ‘ain) dipelajari adalah ilmu hal. Ilmu tingkah laku, maksudnya pengetahuan-pengetahuan yang senantiasa diperlukan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, aktifitas rutinan, serta aktifitas yang kita jalani. Kita wajib sholat setiap hari lima kali. Maka mempelajari ilmunya sholat hukumnya fardlu ‘ain. Sebagai seorang muslim kita wajib menjadikan al-quran sebagi bacaan, rujukan, dan pedoman hidup. Maka mempelajari ilmu yang berkaitan dengan al-quran –minimal ilmu baca al-quran- hukumnya adalah fardlu ‘ain. Kalau kita bekerja sebagai pedagang, maka mempelajari ilmu perdagangan (salah satu bentuk muamalah) pun hukumnya wajib. Begitu seterusnya.
Sudahkah kita –sebagai muslim- menunaikan kewajiban kita ini..??
Lalu bagaimana dengan ilmu Fisika, Biologi, Kedokteran, Psikologi, Sastra, serta Ilmu Pengetahuan dan teknologi yang lain..??
Adalah fardlu kifayah mempelajari ilmu-ilmu tersebut. Jadi kalau dalam suatu kaum (kalau sekarang bisa dimaknai desa atau kota) ada salah satu yang mempelajarinya maka gugurlah kewajiban bagi yang lain. Namun ilmu-ilmu tersebut juga penting, apalagi jika kita melihat fenomena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Kalau umat muslim tidak mempunyai kader-kader yang menguasai ilmu-ilmu tersebut, sudah barang tentu kita akan ketinggalan kereta dari umat-umat lain.
Kita juga musti ingat, untuk membangun peradaban (baca; masyarakat madani) yang kokoh. Maka harus dilandasi dengan ilmu. Tanpa ilmu yang kokoh, mustahil kita dapat menciptakan peradaban yang maju. Cukuplah bangsa Mongol menjadi i’tibar (bahan renungan) bagi kita. Bangsa Mongol pernah menjadi adi daya di bawah pimpinan Kubilai Khan. Namun mereka lebih mengutamakan kekuatan militer di atas ilmu. Perpustakaan-perpustakaan di Baghdad mereka jadikan kandang kuda, buku-buku mereka buang, diganti dengan peralatan militer. Bangsa Mongol telah mengubur diri mereka sendiri. Sekarang kita tahu, bangsa mongol adalah salah satu bangsa yang terpuruk dalam kemiskinan.
Hal tersebut sangat kontras bila dibandingkan dengan bangsa Jepang. Jepang pernah hancur lebur ketika kalah dalam Perang Dunia II. Namun sekarang, mereka bisa bangkit dan bahkan melejit di antara Negara-negara maju di dunia. Menurut Prof. Ezra Vogel dari Harvard University, Jepang bisa berjaya sebab kepekaan dan kesungguhan pemimpin, institusi, dan rakyat Jepang terhadap ilmu dan informasi. Hal itu tercermin dari Sikap Kaisar Jepang yang memerintahkan untuk membangun sekolah-sekolah terlebih dahulu sebelum memperbaiki istana pasca Nagasaki dan Hirosima dibom atom oleh AS.
Namun yang terpenting, kita –sebagai muslim- harus mengutamakan dan menomorsatukan ilmu-ilmu yang fardlu ‘ain. Apa kata dunia bila -sebagai seorang muslim- bacaan-bacaan yang kita baca dalam sholat aja kita tidak paham..??!!
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, mari kita tingkatkan kuantitas dan kualitas ilmu kita, yang fardlu ’ain dan juga yang fardlu kifayah..!!
4. Kekuatan fisik
Rosululloh sebagai teladan sepanjang masa telah memberikan contoh yang nyata bahwa kekuatan fisik tidak kalah penting dibanding kekuatan-kekuatan yang lain. Beliau adalah seorang panglima perang yang hebat, pegulat yang tangguh. Ada yang mengatakan; kekuatan beliau setara dengan kekuatan 10 orang. Sungguh luar biasa..!!
Kita..?? he he ..
Yap, mulai sekarang harus di-upgrade dengan olahraga, latihan fisik, bila perlu latihan beladiri, dan lain-lain.
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, ayo up-grade kekuatan fisik kita..!!
5. Kekuatan Jama’ah
”jama’ah itu rahmat, perpecahan itu siksa”
Sayyidina Ali karromallohu wajhah pernah berkata:
”al-haq yang tidak terorganisir akan dikalahkan oleh al-bathil yang terorganisir (dengan baik)”
Keberadaan jama’ah itu sangat penting. Karena jika kita bergerak sendiri-sendiri, bagaikan satu buah lidi yang hendak membersihkan halaman yang penuh kotoran, berat, sulit, butuh waktu lama, bahkan bisa-bisa ”patah” sebelum berhasil membersihkan kotoran yang ada.
Kalau jama’ah kita kuat, setiap individu yang tergabung dalam jama’ah berkomitmen full terhadap jama’ah, dimanage dengan baik, insyaalloh tujuan itu akan lebih mudah untuk dicapai.
Kata kunci dalam berjama’ah à MAKSIMAL, OPTIMAL, TOTAL..!!
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, ayo MAKSIMAL, OPTIMAL, TOTAL dalam berjama’ah...!!
6. Kekuatan Jihad&Dakwah
Dengan bekal yang cukup (kekuatan Iman, Ibadah, Ilmu, Fisik, dan Jama’ah), inilah saatnya ”intelektual muslim muda berjuang dalam karya”.
Jihad dan dakwah merupakan karya nyata yang harus diupayakan dengan segenap kekuatan oleh setiap muslim.
Jihad à bersungguh-sungguh, mengerahkan segala potensi untuk meraih ridlo Alloh ta’ala.
Jihad an-nafs
Jihad dalam bidang ilmu
Jihad dalam bidang ekonomi
Jihad dalam bidang politik
Jihad dalam medan perang
Jihad untuk mendapatkan ridlo Alloh ta’ala.
Dakwah à mengajak manusia kepada jalan Alloh ta’ala.
Dakwah bil-amwal; zakat, infaq, shodaqoh, nyumbang, beasiswa, dll
Dakwah bil-anfus;
bil hikmah; memberi teladan yang baik à al-hal afshohu minal-lisan.
”orang, mungkin, akan meragukan apa yang kamu ucapkan, tapi ia akan meyakini apa yang kamu perbuat”
wal mau’idhotil hasanah; menasehati dengan lisan
wa jadilhum billati hiya ahsan; beragumen dengan baik
Kalau kita ingin Islam dan umat islam bangkit, ayo dengan segenap kekuatan dan potensi yang kita miliki, ayo kita berjihad dan berdakwah...!! ALLOHU AKBAR..!!
”dan katakanlah (wahai Muhammad), berkaryalah..!!
maka Alloh, Rosul-Nya, dan orang-orang mukmin akan melihat karya kalian....” (Q.S. at-taubah: 106)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar