Selasa, 13 November 2012

Ke Mana Tujuan Kita..?? (Renungan Akhir Tahun)


Saudaraku yang dicintai Alloh ta’ala,
Mari kita berhitung, andaikan saja kita diberi oleh Alloh ta’ala “jatah hidup” di dunia selama 60 tahun. Kalau kita terbiasa tidur selama 8 jam setiap hari, makan-minum selama 2 jam setiap hari, bekerja mencari nafkah selama 8 jam setiap hari, menonton TV selama 2 jam setiap hari, ngobrol-ngobrol ringan selama 2 jam tiap hari, maka hal itu berarti kita…
Tidur selama 8/24 x 60 tahun = 20 tahun seumur hidup
Makan minum selama 2/24 x 60 tahun = 5 tahun seumur hidup
Bekerja mencari nafkah selama 8/24 x 60 tahun = 20 tahun seumur hidup
Menonton TV selama 2/24 x 60 tahun = 5 tahun seumur hidup
Ngobrol-ngobrol ringan selama 2/24 x 60 tahun = 5 tahun seumur hidup

Lalu,
Berapa jam (dalam sehari), atau berapa tahun (dari jatah umur kita di dunia) yang kita pergunakan untuk sholat, membaca al-Quran, berdzikir, berdoa, bertaubat, dan mendekat kepada Alloh ta’ala?
Berapa jam (dalam sehari), atau berapa tahun  (dari jatah usia kita di dunia) yang kita pergunakan untuk bershodaqoh, berinfaq, membantu saudara kita yang kesulitan, menanam pohon, membersihkan bumi dari polusi, dan menebar manfa’at serta maslahat kepada sesama manusia dan alam semesta?
Berapa pula waktu yang kita sediakan untuk mempelajari agama Islam, agama kita sendiri, agama yang kita yakini bisa mengantarkan kita untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat?
Saudaraku, umat Islam kebanggaan Nabi Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam,
Marilah kita instropeksi, marilah kita mengevaluasi diri kita, apa sebenarnya tujuan akhir hidup kita ini?
Kesejahteraan di dunia saja?
Atau kebahagiaan di akhirat?
Mari kita simak baik-baik, dengan hati yang bersih dan pikiran yang jernih, surat cinta dari Kekasih sejati kita, Alloh ta’ala…
Maksudnya:
“siapa menghendaki keuntungan akhirat, akan Kami tambahkan keuntungan itu baginya. Dan siapa yang menghendaki keuntungan dunia, Kami berikan kepadanya sebagian darinya (keuntungan dunia), dan dia tidak akan mendapatkan bagian di akhirat” (Q.S. asy-Syuro [42]: 20)
Perhatikan baik-baik. Ayat tersebut dengan jelas mengingatkan kita bahwa jika kita menjadikan kebahagiaan akhirat sebagai tujuan hidup kita, sebagai prioritas utama kita, maka kita ‘kan mendapatkan kebahagiaan akhirat tersebut plus tambahan, yaitu kebahagiaan di dunia. Sebaliknya, jika kita menjadikan keuntungan dunia sebagai tujuan akhir hidup kita, sebagai prioritas utama kita, maka kita ‘kan mendapatkan sebagian (tidak semuanya) dari keuntungan di dunia tersebut dan kelak di akhirat kita tidak mendapatkan keuntungan apa-apa, alias rugi..!!
Nabi kita tercinta, Muhammad shollallohu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
مَا لِى وَمَا لِلدُّنْيَا مَا أَنَا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ كَرَاكِبٍ اسْتَظَلَّ تَحْتَ شَجَرَةٍ ثُمَّ رَاحَ وَتَرَكَهَا

Maksudnya:

Aku tidaklah mencintai dunia dan tidak pula mengharap-harap darinya. Adapun aku tinggal di dunia tidak lain seperti pengendara yang berteduh di bawah pohon dan beristirahat, lalu meninggalkannya.” (H.R. Imam at-Tirmidzi)

Dzul Hijjah berarti "yang mempunyai tujuan". Marilah kita semua, di akhir bulan Dzul Hijjah ini, yang juga berarti akhir tahun 1433 H ini, menentukan tujuan hidup kita di dunia secara jelas. Apa sih sebenarnya tujuan kita hidup di dunia?  Kalau saya boleh usul, tujuan kita adalah tinggal di surga dan bertemu Alloh ta'ala. 

Saudaraku, di sisa “jatah hidup” yang diberikan oleh Alloh ta’ala ini, marilah kita meningkatkan semangat beribadah kita. Marilah kita meningkatkan kualitas ibadah kita, baik berupa ibadah yang berhubungan langsung kepada Alloh ta’ala seperti sholat fardlu, sholat sunnah rowatib, tahajjud, witr, dan dluha, dzikr, istighfar, membaca al-Quran, memahami dan mengamalkan al-Quran, dan doa, maupun berupa ibadah yang berhubungan dengan sesama manusia seperti shodaqoh, berdamai, membantu keluarga dan tetangga yang sedang kesulitan, berkontribusi dalam pembangunan dan pengelolaan masjid, madrasah, dan pesantren.
Saudaraku, marilah kita meningkatkan semangat kita dalam mempelajari agama kita ini, agama Islam. Mari kita sempatkan untuk menghadiri kajian, membaca buku agama islam, dan berkonsultasi dengan ahli agama, ustadz atau Kyai yang ada di sekitar kita. Kalau bukan kita yang belajar agama kita sendiri, siapa lagi?
Saudaraku, kita tidak tahu kapan habisnya jatah hidup kita di dunia ini. Yang jelas, pergantian hari, bulan, dan tahun berarti bahwa jatah umur kita semakin berkurang. Kita semakin dekat dengan kematian. Marilah kita memperbanyak minta ampun kepada Alloh ta’ala. Mari kita membaca istighfar dengan penuh ketundukan dan kerendahan hati kepada Alloh ta’ala…
Astaghfirulloh….
Astaghfirulloh…
Astaghfirulloh…
Pada kesempatan yang baik ini, marilah kita membaca doa yang diajarkan oleh ulama-ulama kita. Kami mendapatkan doa ini dari guru kami, Abina K.H.M. Ihya Ulumiddin, pengasuh Pondok Pesantren Nurul Haromain Pujon, Malang, dan Ketua Umum Hai`ah ash-Shofwah. Mari kita baca bersama-sama…
éNi äi ée=ZUã å<
 é^æ  äj~Y énÏZ1ãp
Robbighfir li ma madlo
Wahfadzni fi ma baqiy..
“Wahai Tuhanku, ampunilah aku, atas dosa-dosa yang telah aku lakukan. Dan jagalah aku di sisa umurku”.
Semoga Alloh ta’ala senantiasa membimbing kita menuju jalan yang diridloi-Nya. Semoga Alloh ta’ala senantiasa menjaga iman yang ada di sanubari kita ini. Semoga Alloh ta’ala menolong kita agar kita bisa menjadikan keuntungan dan kebahagiaan di akhirat sebagai tujuan utama kita hidup di dunia yang fana ini. Amin. (tj)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar