Sabtu, 17 November 2012

‘ASYURO = MOMENTUM TAUBAT NASIONAL

                                           
Saudaraku sekalian.
Pernahkah kita menghitung-hitung, berapa banyak dosa yang telah kita lakukan? Pernahkah kita berhenti sejenak untuk memikirkan perjalanan hidup kita. Sudah sampai manakah kita? Apakah kita sudah berada di jalan yang benar, jalan menuju keselamatan dunia akhirat?
Amirul Mu`minin ‘Umar ibn Khoththob r.a. pernah menyampaikan sebuah nasihat yang sangat berarti,
“hisablah dirimu sebelum kamu dihisab dan timbanglah amal perbuatanmu sebelum amal itu ditimbang”
Karena kelak di hari pembalasan amal…
Maksudnya:
“maka barangsiapa melakukan kebaikan seberat dzarroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa melakukan kejelekan seberat dzarroh pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya”. (QS. Al-Zalzalah : 7-8)
Marilah kita semua mawas diri, menginstropeksi diri kita. Mumpung kita masih diberi kesempatan oleh Alloh ta’ala menikmati hidup di dunia. Mumpung jantung ini masih berdetak, mumpung kita masih bisa bernafas…
Maksudnya:
“wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu sekalian kepada Alloh ta’ala. Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuat untuk hari esok (akhirat). Bertaqwalah kepada Alloh ta’ala, sungguh Alloh Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan”. (QS. Al-Hasyr : 18)
Saudaraku sekalian.
Tentu kita sudah tahu bahwa bulan Muharrom ini adalah salah satu bulan yang mulia. Bahkan bulan ini mendapat julukan “Syahrulloh” (bulannya Alloh). Dan kita juga tahu bahwa di bulan Muharrom ini ada sebuah hari yang sangat istimewa. Benar. Hari itu adalah hari ‘Asyuro. Hari tanggal sepuluh (10) bulan Muharrom.
Ada beberapa peritstiwa penting yang terjadi di hari ‘‘Asyuro, diantaranya:
1. ‘Asyuro adalah hari pertama sejarah peradaban manusia dimulai, yakni ketika Nabiyulloh Adam alaihissalam bersama istrinya, sayyidatuna Hawwa turun kedunia.
2. Pada hari itu Alloh ta’ala banyak sekali menerima taubat hamba-hambaNya yang bersalah, diantaranya pada hari itu Alloh menerima taubat Nabiyulloh Adam alaihissalam, taubat kaum Nabiyulloh Yunus alaihissalam dan taubat kaum Nabi Musa alaihissalam.
3. Pada hari itu Nabiyulloh Musa alahissalam dan kaumnya selamat dari kejaran Fir’aun dan tentaranya, sekaligus hari tengelam dan kematian Fir’aun beserta pasukannya di laut Merah.
4. Pada hari itu pula, perahu Nabiyulloh Nuh alaihissalam berlabuh di gunung Judiy.
Sebagai rasa syukur, maka Nabiyulloh Nuh dan Nabiyulloh Musa alaihimassalam pun berpuasa pada hari itu.
Sejenak marilah kita simak kabar dari baginda Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam terkait dengan hari ‘Asyuro.
Ketika Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam telah berhijrah dan tiba di Madinah, beliau mendapati Yahudi Madinah ternyata juga bershaum pada hari tersebut. Maka beliau bertanya kepada mereka. Hal ini sebagaimana dikisahkan oleh shahabat ‘Abdullah bin ‘Abbas rodliyallahu ’anhuma:
Bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam ketika tiba di Madinah, beliau mendapati orang-orang Yahudi berpuasa pada hari ‘Asyuro. Maka beliau bertanya (kepada mereka) : “Hari apakah ini yang kalian berpuasa padanya?” Maka mereka menjawab : “Ini merupakan hari yang agung, yaitu pada hari tersebut Allah menyelamatkan Musa beserta kaumnya dan menenggelamkan Fir’aun bersama kaumnya. Maka Musa bepuasa pada hari tersebut dalam rangka bersyukur (kepada Allah). Maka kami pun bepuasa pada hari tersebut” Maka Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda : “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Maka Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam berpuasa pada hari tersebut dan memerintahkan (para shahabat) untuk berpuasa pada hari tersebut. [HR. Al-Bukhari 2004, 3397, 3943, 4680, 4737. Muslim 1130]
Dari Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam bersabda, “Sebaik-baiknya puasa setelah Romadlon adalah puasa pada bulan Alloh, Muharrom. Dan sebaik-baiknya ibadah setelah ibadah wajib adalah shalat malam.” (HR Muslim)
Rasulullah shollallohu alaihi wa sallam pernah ditanya tentang puasa pada hari ‘Asyura`, maka beliau menjawab : “(puasa tersebut) menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.” [HR. Muslim 1162)
Oleh karena itu, marilah kita semua hendaknya melaksanakan puasa sunnah pada hari ‘Asyuro ini. Marilah kita mengumumkan puasa sunnah ‘Asyuro di masjid, musholla, dan khalayak ramai. Kita ajak keluarga, anak-anak, dan juga tetangga kita untuk melaksanakan puasa sunnah ini. Agar lebih bersemangat dan sekaligus sebagai syiar Islam, bolehlah kita mengadakan buka puasa bersama di masjid dan di musholla.
Selain itu, kita juga “sangat” dianjurkan untuk memperbanyak istighfar di hari ‘Asyuro ini, terutama istighfar-istighfar yang dulunya pernah dibaca oleh para nabi. Dipilihnya istighfar para nabi terutama sayyidul istighfar adalah dalam rangka mengambil ibroh, semangat dan manfaat. Atau dalam istilah ulama yang lain disebut dengan tafa’ulan ; تفاؤلا ; (ngalap ketularan, bahasa jawa). Para Nabi yang ma’shum aja beristighfar kepada Alloh, minta ampun kepada Alloh ta’ala, masak kita yang banyak dosa ini enggan beristighfar, kan kebangetan tu..!!
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Demi Allah. Sungguh aku selalu beristighfar dan bertaubat kepada Allah dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR. Bukhari)
Dalam riwayat yang lain beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
 “Wahai sekalian manusia. Taubatlah (beristigfar) kepada Allah karena aku selalu bertaubat kepada-Nya dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR. Muslim)
Saudaraku yang disayang oleh Alloh ta’ala. Mungkin saja, kita sering dilanda kesusahan, kesempitan, banyak masalah yang tidak terselesaikan, dan ketidaktenangan hidup dikarenakan kita ini banyak berdosa kepada Alloh ta’ala. Marilah kita resapi ayat-ayat Alloh ta’ala berikut ini…
Maksudnya:
"dan hendaklah kalian meminta ampun kepada Tuhan kalian dan bertobatlah kalian kepada-Nya. Niscaya Dia ‘kan memberikan kenikmatan yang baik (terus menerus) kepada kalian sampai waktu yang telah ditentukan dan Dia ‘kan memberikan kepada tia-tiap orang yang memiliki keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kalian berpaling, maka aku kawatir kalian akan ditimpa siksa di hari qiyamat”. (QS. Hud: 3) 
Teladan dan idola kita, Nabi Muhammad shollallohualaihi wa sallam, bersabda: 
“Barangsiapa yg istiqomah beristighfar, Allah akan menjadikan kesenangan dari setiap kesusahan, jalan keluar dari setiap kesempitan, dan memberinya rezeki dengan cara yang tidak ia duga” (HR. Abu Dawud).
(Al-Misbah Al Munir fi Tahzib Tafsir Ibnu Kasir, 199 : 509).
Selain itu, ada sebuah atsar yang menerangkan bahwa suatu waktu kemarau panjang menerpa negeri muslimin. Amirul mukminin, ‘Umar bin al-Khotthob tidak tinggal diam. Beliau segera berinisiatif memohonkan hujan. Akan tetapi, bukannya salat istisqa’ yang dicanangkan oleh Abu Hafshoh seperti pada galibnya. Kali ini, beliau, seorang diri, “hanya” melafalkan kalimat-kalimat istighfar. Tak lama kemudian, hujan deras menggerojok tanah muslimin. Seseorang yang keheranan langsung melempar tanya, “bagaimana bisa Anda memohon hujan hanya dengan menggumamkan istighfar?” Dengan enteng, sayyidina ‘Umar menukasi, “Aku memohon hujan dengan kunci-kunci langit”.
Maksudnya:
“Maka aku berkata (kepada mereka), mohon ampunlah kepada Tuhan kalian, sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia ‘kan menurunkan hujan yang lebat untuk kalian. Dan Dia ‘kan memperbanyak harta dan anak-anak kalian, dan menjadikan kebun serta sungai-sungai untuk kalian”. (QS. Nuh: 10-12)
Sebagai penutup, guru kami, KH.M. Ihya’ Ulumiddin dalam sebuah kesempatan pernah menyampaikan bahwa Khalifah Umar bin Abdul Aziz terbiasa mengumpulkan kaum Muslimin di Hari ‘Asyuro untuk bersama-sama melakukan pertaubatan dengan membaca istighfarot para Nabi. “Dosa akan membuat hidup kita susah. Dengan diampuninya dosa, maka akan banyak kelancaran dalam banyak hal. Para ulama berkata bahwa mengakui dosa akan menghapus dosa”. Kami menyarankan hendaknya para pemimpin, ketua RT, Wali Kota, Bupati, Gubernur, Presiden, para Kyai, para kepala sekolah, dan para pimpinan lembaga sosial kemasyarakatan, agar mentauladani Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Mari kita mengumpulkan karyawan, staff, anggota, anak-anak, murid, santri, dan jama’ah kita untuk melaksanakan taubat nasional. Mari kita ajak mereka untuk melaksanakan puasa sunnah ‘Asyuro. Mari kita ajak mereka untuk beristighfar bersama-sama, memohon ampun kepada Alloh ta’ala… kita ini sudah kebanyakan dosa…
“… dan bertobatlah kalian semua kepada Alloh ta’ala wahai orang-orang yang beriman, supaya kalian beruntung”. (QS. An-nur: 31) 
“… sesungguhnya Alloh ta’ala mencintai orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri”. (QS. AL-Baqoroh: 222)

Berikut ini adalah kumpulan istighfar para Nabi yang diabadikan Alloh Ta’ala dalam Al-Qur’an; istighfar Nabi Adam, Nabi Nuh, Nabi Musa, dan Nabi Yunus serta istighfar Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam yang warid. Mari kita baca bersama-sama dengan penuh penghayatan dan pengharapan agar Alloh ta’ala mengampuni dosa-dosa kita. Bismillah…

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْلَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ

Istighfar Nabi Adam (QS. Al-A’rof : 23)
“wahai Tuhan kami, kami telah berbuat dzolim kepada diri kami, jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, sungguh kami termasuk golongan orang-orang yang merugi”          

وَإِلاَّ تَغْفِرْلِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Istighfar Nabi Nuh (QS. Hud: 47)
“jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihi ku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi”
رَبِّيْ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْلِي
Istighfar Nabi Musa (QS. Al-Qoshosh: 16)
“wahai Tuhanku, sesungguhnya aku telah berbuat dzolim kepada diriku sendiri, mohon ampunilah aku”

لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ
Istighfar Nabi Yunus (QS. Al-Anbiya`: 87)
“tidak ada Tuhan selain Engkau, maha suci Engkau, sungguh aku termasuk orang yang dzolim”
 اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ ظَلَمْتُ نَفْسِي وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي
إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Istighfar Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam
“ya Alloh, Engkau Tuhanku, tidak Tuhan selain Engkau. Aku berbuat dzolim kepada diriku, aku mengakui dosaku, maka ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang (bisa) mengampuni dosa-dosaku kecuali Engkau”

اَللَّهُمَّ اَنْتَ رَبِّي لاَ اِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَاَنَاعَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَااسْتَطَعْتُ أَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّمَا صَنَعْتُ أَبُؤُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُؤُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ

Istighfar Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam (sayyidul istighfar).
“ya Alloh. Engkau Tuhanku. Tidak ada Tuhan selain Engkau. Engkau menciptakan aku dan aku adalah hambaMu. Aku berada dalam ikrar dan janji-Mu semampuku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan yang aku perbuat. Aku mengakui  nikmat-Mu (yang Engkau berikan) kepadaku. Aku mengakui dosaku. Mohon ampunilah aku. Sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau”

Saudaraku yang dicintai oleh Alloh ta’ala.
Marilah kita jadikan bulan Muharrom ini, terutama hari ‘Asyuro, sebagai momentum untuk puasa sunnah dan beristighfar bersama, MOMENTUM TAUBAT NASIONAL. Semoga dengan puasa sunnah dan istighfar kita semua, Alloh ta’ala berkenan mengampuni kita yang banyak berlinang dosa ini. Semoga Alloh ta’ala menerima taubat kita sebagaimana Alloh ta’ala menerima taubat Nabi Adam ‘alaihissalam. Amin. (tj)

http://alumnipbsbunair.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar