Bulan Romadlon hampir usai, rasa-rasanya
kita perlu untuk mengevaluasi sejauh mana kita memaksimalkan “Madrasah
Romadlon” ini untuk mencapai derajat “taqwa”. Karena memang “taqwa”lah yang
menjadi tujuan akhir kita berpuasa baik secara dhohir maupun bathin. Apakah
kita telah berhasil mencapai derajat “taqwa”..??
Di dalam al-Quran Alloh ta’ala menjelaskan
beberapa ciri orang-orang yang bertaqwa. Mari kita tengok bersama surat Ali
Imron ayat 133-135 (yang maksudnya):
133. dan bersegeralah kamu
kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan
bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
134. (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan)
orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.
135. dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau
menganiaya diri sendiri*), mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap
dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada
Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka
mengetahui.
*) Yang dimaksud perbuatan keji (faahisyah) ialah dosa besar yang mana
mudharatnya tidak hanya menimpa diri sendiri tetapi juga orang lain, seperti
zina, riba. Menganiaya diri sendiri ialah melakukan dosa yang mana mudharatnya
hanya menimpa diri sendiri baik yang besar atau kecil.
Menurut ayat tersebut, orang yang
disediakan surga oleh Alloh ta’ala adalah mereka yang bertaqwa. Orang-orang
yang bertaqwa memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Senantiasa berinfaq baik di saat lapang maupun sempit
Orang yang bertaqwa
adalah mereka yang peduli dengan sesama manusia. Tidak tahan kalau melihat atau
mengetahui tetangganya gak bisa makan
karena gak punya uang. Ia segera
mendatanginya dan memberinya makan atau uang. Apalagi kalau mendengar ayah-ibu
atau keluarganya kekurangan, orang yang bertaqwa tidak bisa tenang sebelum
memastikan mereka tercukupi, minimal tidak kekurangan. Jika ia punya banyak ia
berbagi banyak. Jika ia punya dikit ia pun tetap berbagi. Salah satu hikmah
puasa adalah agar kita bisa merasakan bagaimana "lapar" itu, dan
tumbuhlah rasa peduli dalam diri kita untuk berbagi.
Evaluasi:
Apakah kita sudah senantiasa menganggarkan sebagian harta kita untuk
diinfakkan bagi kepentingan agama Alloh ta’ala?
Apakah kita sudah senantiasa bershodaqoh baik di kala senang maupun di
kala susah? Baik di saat kaya maupun miskin?
2. Menahan marah
Ciri orang yg bertaqwa yang
selanjutnya adalah bisa menahan marah. Seringkali kita menghadapi
situasi yang memancing amarah kita. Nabi shollallohu
'alaihi wa sallam menyatakan bahwa "orang yang kuat adalah orang yang
kuat menahan marah". Hal ini berkaitan dengan kemampuan manusia untuk
mengendalikan diri. Jika kita dikit-dikit marah, dikit-dikit marah, bisa dibayangkan
kerusakan yang timbul akibat amarah kita, kerusakan tersebut bisa berupa
"sakit hati" orang yang kena marah atau juga kerusakan fisik akibat
amarah kita yang tidak terkendali. Contoh, pintu ditendang rusak, piring
dibanting hancur, dll. Jadi amarah yang tidak terkendali justru menyebabkan
kerusakan yang meluas dan lebih parah.
Salah satu hikmah puasa adalah kita
dididik untuk mengendalikan diri kita, mengendalikan nafsu kita. dalam level
dasar kita dididik untuk mengendalikan nafsu perut dan nafsu farji. Dan di
level selanjutnya kita dididik untuk mengendalikan seluruh nafsu kita, termasuk
nafsu amarah. Nah, itulah, tujuan berpuasa adalah agar kita menjadi orang yang
bertaqwa, salah satu ciri orang yang bertaqwa adalah bisa menahan marah.
Rosululloh shollallohu 'alaihi wa sallam dawuh,"laa taghdhob, laa taghdhob, laa taghdhob..!"
Evaluasi:
Apakah kita masih sering marah-marang kepada anak-anak
kita?
Apakah kita masih sering marah-marah kepada orang lain
yang berbuat salah kepada kita?
Apakah kita masih sering marah-marah kepada orang yang
menghina kita?
3. Memaafkan orang lain
Ciri no. 3 orang yang
bertaqwa adalah (suka) memaafkan manusia, suka memberi maaf. Ada yang bilang
bahwa meminta maaf itu berat, tapi lebih berat lagi memberi maaf. Otre. Itu
kata-kata lama. Sekarang kita ganti; meminta maaf itu mulia, and memberi
maaf adalah lebih mulia.
Suatu ketika sabahat
Abu Bakr ash-shiddiq pernah 'marah' kepada seseorang yg biaya hidup
sehari-harinya ditanggung oleh Abu Bakr r.a. Gara-garanya si orang tersebut
ikut-ikutan "megamini" fitnah yang disebar oleh orang-orang munafiq
tentang sayyidah 'Aisyah r.a. bahwa beliau berbuat serong dengan seorang
sahabat ketika perjalanan pulang dari suatu tempat. Itu lho, kisah ketika pada
suatu malam sayyidah Aisyah r.a. ketinggalan dari rombongan karena mencari
kalung beliau yang hilang. Kemudian beliau berniat menyusul rombongan. di
tengah jalan beliau bertemu dengan seorang sahabat yang bertugas sebagai 'sapu
bersih'. Sebuah strategi umum dengan menempatkan orang pilihan di belakang
rombongan untuk memastikan tidak ada yg tertinggal. Ketika sampai di Madinah,
ada orang yang melihat bahwa sayyidah naik unta dan tidak jauh di belakang
beliau ada seorang sahabat yang berjalan kaki. Tersebarlah fitnah tersebut.
hingga suatu ketika Alloh ta'ala menyampaikan pembelaan kepada sayyidah Aisyah
r.a. dan membebaskan beliau dari tuduhan keji tersebut.
Setelah turun firman tersebut, Abu Bakr r.a. bersumpah untuk tidak menafkahi lagi orang tersebut, orang yang ikut-ikutan 'mengamini' fitnah yang keji itu. Kemudian Alloh ta'ala menurunkan firman-Nya yang berisi teguran bahwa tidak pantas bagi seseorang yan telah diberi kelebihan oleh Alloh ta'ala untuk bersumpah bahwa ia tidak akan lagi menafkahkan hartanya untuk keluarganya, kerabatnya, orang-prang miskin dan orang-orang lemah.Akhirnya Abu Bakr pun mencabut sumpahnya.
Setelah turun firman tersebut, Abu Bakr r.a. bersumpah untuk tidak menafkahi lagi orang tersebut, orang yang ikut-ikutan 'mengamini' fitnah yang keji itu. Kemudian Alloh ta'ala menurunkan firman-Nya yang berisi teguran bahwa tidak pantas bagi seseorang yan telah diberi kelebihan oleh Alloh ta'ala untuk bersumpah bahwa ia tidak akan lagi menafkahkan hartanya untuk keluarganya, kerabatnya, orang-prang miskin dan orang-orang lemah.Akhirnya Abu Bakr pun mencabut sumpahnya.
Peristiwa tersebut
menjadi pelajaran bagi kita bahwa tidak pantas bagi orang muslim yang baik
untuk 'mutungan'. Kita dianjurkan untuk berlapang dada, 'jembar segorone', mudah memaafkan kesalahan orang lain. Toh, kita pun juga sesekali, atau bahkan
sering kali, berbuat salah. Dan kita berharap agar kesalahan kita dimaafkan
sauadara kita. Jadi, sudah sewajarnya kita senantiasa memaafkan saudara kita
jika ia khilaf; menyakiti hati kita. Lagian, memaafkan orang lain membuat hati
kita nyaman, tenang dan tentram. Sebaliknya, memendam amarah dan dendam membuat
hati kita gelisah, gundah, plus beresiko terkena penyakit jantung, nah lho,
hehehe.
Evaluasi:
Bisakah kita memberi maaf kepada orang lain yang menyakiti hati kita?
4. Berbuat ihsan
Ciri orang yang
bertaqwa no 4 adalah berbuat ihsan. Ihsan berarti lebih banyak memberi
manfaat kepada orang lain daripada menerima manfaat dari orang lain, sering
memberi jarang (atau tidak) meminta, banyak menyebut pemberian (kebaikan) orang
lain menyembunyikan kejelekan orang lain. Ihsan juga berarti membalas
kejelekan orang lain dengan kebaikan.
Membalas kebaikan
dengan kebaikan adalah sesuatu yang wajar. Kalau ada orang yang suka membalas
air susu dengan air tuba, itu berarti keterlaluan. Dan membalas kejelekan orang
lain dengan kebaikan, itu adalah istimewa. Itulah profil orang yang berbuat
ihsan. Orang yang dicintai oleh Alloh ta'ala. Deklarasi cinta Alloh ta'ala
kepada orang yang berbuat ihsan di dalam al-Quran terulang sebanyak lima (5)
kali.
Dalam hal ibadah kepada
Alloh ta'ala, ihsan berarti "an ta'budalloha ka annaka tarohu, fain lam
tarohu fainnahu yaroka" (kamu beribadah kepada Alloh seakan-akan kamu
melihat-Nya, jika kamu tidak melihat-Nya, sesungguhnya Dia melihatmu). Dengan
merasa bahwa kita senantiasa dilihat oleh Alloh ta'ala, baik jasad maupun qoblu
kita, kita akan termotivasi untuk senantiasa menjalankan ibadah secara
berkualitas. Malu kita jika beribadah secara asal-asalan, wong ALloh ta'ala
yang memberi kita hidup senantiasa melihat kita. Lebih malu lagi jika kita
sampai durhaka kepada-Nya.
"wallohu yuhibbul muhsinin" (dan
Alloh ta'ala mencintai orang-orang yang berbuat ihsan)
Evaluasi:
Apakah kita (sudah)
lebih suka membalas kejelekan orang lain dengan kebaikan?
5. Jika lalai berbuat dosa segera ingat dan minta ampun
kepada Alloh ta’ala serta tidak mengulangi lagi perbuatan dosa itu.
Ciri orang yang
bertaqwa no 5 adalah jika lalai berbuat dosa, segera mengingat Alloh ta'ala
dan memohon ampunan kepada-Nya.
Manusia, bagaiamana pun
hebatnya, kadangkali lalai. Kadangkali ia berbuat salah. Sebenarnya 'wajar'
jika kadangkali seseorang berbuat salah dan dosa. wong namanya aja 'manusia' (man = seseorang, nusia = yg dilupakan). Jadi manusia itu memang wataknya 'lupa'.
Yang tidak wajar adalah jika terus-terusan berbuat salah dan dosa. Yang tidak
wajar adalah ketika berbuat salah tidak segera bertaubat dan menggantinya
dengan perbuatan baik, malah dengan 'istiqomah' melanjutkan perbuatan dosanya. "Setiap
anak Adam adalah 'pendosa' dan sebaik-baik 'pendosa' adalah mereka yang
bertaubat".
Semua manusia, kecuali
mereka yang ma'shum, pernah berbuat
salah dan dosa, walaupun itu kecil. Dan orang yang pernah berbuat salah yang
terbaik adalah mereka yang mau bertaubat. Segera menyesali kesalahannya.
Memohon ampunan kepada Alloh ta'ala. menggantinya dengan amal kebaikan. dan
berusaha semaksimal mungkin agar tidak mengulangi perbuatan salah tersebut.
Evaluasi:
Apakah kita sudah
senantiasa SEGERA bertaubat ketika kita lalai berbuat ma’shiat?
Mari kita mengevaluasi diri kita masing-masing. Sudahkah kita benar-benar
bertaqwa? Seberapa bertaqwakah kita? Apakah
ciri-ciri orang yang bertaqwa seperti tersebut di atas sudah ada dalam diri
kita? Jika ada beberapa ciri yang belum masuk ke dalam diri kita, maka
hendaknya kita senantiasa berusaha untuk memenuhi ciri-ciri tersebut. Semoga
Alloh ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq-Nya kepada kita semua agar menjadi
orang-orang yang bertaqwa. Amin.(tj)
AYO SEMANGAT .!!
ROMADLON TINGGAL 5 HARI LAGI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar