Mbah Subakir
40an tahun yang lalu njenengan menjadi guru bagi ibuku
18an tahun yang lalu njenengan menjadi guru bagi kakakku
12an tahun yang lalu njenengan menjadi guru bagiku
8an tahun yang lalu njenengan menjadi guru bagi adikku
Ya, njenengan telah menjadi guru bagi keluargaku
Juga keluarga tetanggaku
Juga keluarga teman-teman antar kampung-ku
Entah berapa ribu orang yang telah njenengan didik
Entah berapa ratus guru yang telah njenengan bina
Ya, 60 tahun lebih njenengan habiskan untuk mengajar dan menginspirasi
dulu njenengan pernah berkata kepadaku
“aku akan mengajar sampai badan ini tidak kuat lagi, tidak bisa lagi digunakan untuk mengajar”
Dan njenengan telah membuktikan hal itu
Setelah aku lulus dari madrasah itu
Setiap tahun aku selalu sowan kepada njenengan
Untuk meminta doa
Hal yang senantiasa aku tanyakan
“mbah, masih ngajar”
Dan njenengan pun menjawab
“masih. Walaupun sudah pensiun, aku masih bisa ngajar”
Beberapa bulan yang lalu
Aku sowan kepada njenengan dan bertanya seperti biasa
“mbah, masih ngajar”
Njenengan menjawab
“sudah tidak bisa lagi, buat berdiri sakit, buat duduk sakit. Badan sakit semua”
Waktu itu, jujur, aku merasakan sesuatu yang aneh
Ada sesuatu yang beda
Beberapa hari kemudian
Aku bermimipi melihat njenengan
Sedang mengajar di madrasah itu
Ya, madrasah yang sama
Madrasah ibuku, kakkaku, -ku, juga adikku
Dan kemarin
Aku mendapatkan kabar dari adikku
Bahwa njenengan benar-benar sudah tidak bisa mengajar di madrasah lagi
Njenengan sowan kepada ilahi
. . . . .
Mbah Subakir
Tidak ada yang bisa ku lakukan untuk membalas budi baik njenengan
Satu hal yang bisa ku lakukan
Tekad kuat
“aku kan mengajar seumur hidup. Mengajar dan menginspirasi. Sampai badan ini tak bisa digunakan lagi”
Insyaalloh
Semoga Alloh ta’ala senantiasa melimpahkan taufiq-Nya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar