Jumat pekan lalu, saya dan teman-teman Pesma kerja bakti membersihkan dan merapikan pesma. pembersihan dan penataan pun dilakukan.saya pak Qosim, Sa'dan, dan mas Muhim bergelut dengan white board, alat pengebor, skrup, palu, jam dinding, tembok, dan colokan listrik (gak nyambung,,, ben). di tengah-tengah asyik mengebor papan buat white board, HP pak Qosim berbunyi. klik, open. "Innalillahi wa inna ilaihi roji'un, telah meninggal dunia, Zahro', putri Ustadz Arif, semoga Alloh ta'ala memberikan ampunan kpdnya. amin" (aw kama qola).
saya dan kawan-kawan berhenti sejenak, membaca kalimat istirja', dan mendoakan beliau. setahu saya, Zahro adalah putri ust. Arif yang sekolahnya tingkat SMA. ya, umur belasan. beberapa hari yang lalu beliau sakit dan dirawat di RSUD dr. Soetomo. nama sakitnya, "lupus". dan, ya, jumat itu, saat sang Ayah memberikan khutbah juma't di salah satu masjid di surabaya, Alloh ta'ala berkehendak memanggil hambanya yang sholihah itu.
sore itu juga saya dan kawan-kawan berta'ziyah ke keluarga ust. Arif. bersama warga, para ustadz, dosen, mahasiswa, kami mensholatkan Humairo az-Zahro', mendoakannya, dan mengantarkannya ke tempat peristirahatannya. saya melihat betapa tegar ust. Arif dan keluarga menghadapi cobaan yang diberikan oleh Alloh ta'ala kepada beliau dan keluarga.saya pun sempat menangis haru ketika beliau berkata kepada adiknya Zahro' yang masih kecil, "adik, mbak zahro gak kenapa-napa, mbak zahro pergi ke surga. kita nanti semuanya juga akan ke surga. mbak zahro berangkat duluan. wes, gak papa ya.."
.......................
singkat kata, berdasarkan tanda dan tetenger yang ada, saya pun berkeyakinan kuat bahwa Humairo az-Zahro husnul khotimah.. pertama, mendengar cerita bagaimana ia senantiasa berdzikir ketika sakit, bagaimana ia mencoba untuk tidak mengeluh dan memilih memperbanyak dzikr ketika sakit, bahkan ketika sakitnya memuncak, yang ia teriakkan adalah "allohu akbar", "lahaula wala quwwata ila billah", dan kalimat-kalimat thoyyibah yang lain. kedua, ia meninggal pada hari jumat. ketiga, ia meninggal saat menahan sakit yang luar biasa di perutnya. dan ke-empat, berdasarkan obrolan orang-orang yang hadir pada waktu itu, semasa hidupnya Zahro memang berkelakuan baik, dia adalah seorang anak yang berbakti kepada bapak ibunya, dia adalah seorang wanita yang pemalu, dan seterusnya...
allohummaghfirlaha, warhamha, wa'afiha wa'fu 'anha.
malam harinya, setelah sholat Isya berjamaah di musholla nurul hidayah, hape saya yang masih dalam mode silent mengisaratkan ada panggilan. tertulis As'ad. saya pun langsung mengangkat panggilan itu.
As'ad: "mas tije, temanku KKN di Probolinggo, tapi beda desa, meninggal, karena kecelakaan ketika mau ambil uang KKN di kota, lha kami ingin sholat jenazah ghoib, niatnya bagaimana?"
setelah mengucap istirja', saya sampaikan apa yang seperlunya, karena As'ad memang sudah paham tata cara sholat jenazah, diskusi pun berlangsung cukup singkat. setelah mengucap terimakasih, ia menutup telpon.
saya pun terhenyak sesaat, mahasiswa yang sedang KKN tu biasanya mahasiswa semester 6, usianya kira-kira 20-22 an tahun. masih muda. Alloh ta'ala berkehendak memanggilnya ketika ia sedang KKN, suatu hal yang saya yakin tidak pernah ia planning sebelumnya, saya pun hanya bisa berdoa, semoga Aloh ta'ala mengampuni kesalahannya, dan amal dia yang terakhir, -hendak mengambil uang untuk biaya KKN-, dicatat sebagai pemberat amal kebaikan besok di hari perhitungan amal.
allohummaghfirlaha, warhamha, wa'afiha wa'fu 'anha.
senin 3 hari kemudian, siang hari saya mendapatkan sms, "sudah dpt kbr ttg mbk Dian?", saya balas, "belum". ia pun membalas balik, "mbak Dian dan suaminya kecelakaan, suaminya meninggal dunia, mbk Diannya dirawat di RSAL".
inna lillahi wa inna ilaihi roji'un.
saya pun kembali terhenyak, mbk Dian,,, mbk Dian adalah senior saya di SKI FIB dan di FIB. angkatan 2005. suaminya, mas Ridwan, alumni SKI dan FIB juga (waktu itu namanya Fakultas Sastra), angkatan 2000an, umur beliau sekitar 27an tahun. dan waktu beliau memboceng sang istri untuk suatu keperluan, Alloh ta'ala berkehendak memanggilnya. allohummaghfirlahu, warhamhu, wa'afihi wa'fu 'anhu.
hening sesaat, saya pun teringat salah satu ayat yang lumayan sering saya baca ketika sholat pada hari kamis atau jumat,
"qul innal mautal ladzi tafirruna minhu fainnahu mulaqikum tsumma turodduna ila 'alimil ghoibi wasy syadahadati fayunabbi'ukum bima kuntum ta'amalun"
"katakanlah: mati yang kalian berlari darinya, sesungguhnya ia kan menemui kalian, kemudian kamu sekalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Tahu hal yang ghoib dan yang nyata. dan Ia kan menunnjukan kepada kalian apa yang kalian kerjakan (ketika masih hidup)"
iya, mati. ia kan datang, pasti. tak tahu kapan. tak tahu di mana.
tua, muda, laki, perempuan, kaya, miskin, pejabat, rakyat, semua kan bertemu dengannya.
ia kan datang tanpa diundang, ia kan pulang tanpa diantar.
hmmm...
apakah aku, selanjutnya, yang kan didatanginya?
ya Alloh, inna nas_aluka husnal khotimah
wa na'udzu bika min su_il khotimah.
indeed. we never know, we just have to be ready...
BalasHapusCerita yg cukup membuat aku teringat akan keresahanku selama ramadhan ini. entah kenapa pas seminggu pertama ramadhan, perasaanku mengatakan aku akan dipanggil 40 hari lagi.., mulai saat itu, hari2 ku penuh dengan ketakutan. hingga kemarin pas lagi ke hi tech, di tengah perjalnan, banyak hal- hal aneh yg aku temui dan tiba2 aku sambung2in dengan firasat yang belum tentu kebenarannya itu. Aku juga baru sadar lo' akhir2 ni aku juga suka ngomongin hal2 yg berbau kematian, baik itu bercanda atau sekedar cerita dengan temen..., kenap ya ka'??? aku benar2 takut, apa ini benar2 tanda2nya ??? ;-(
BalasHapus