Sabtu, 16 Mei 2009

muhtar tajuddin ibnu munawwir el-madiuniy (TK-SD ) >>Part1

tajud- nama panggilan bagi muhtar tajuddin pada waktu itu- memulai karier di TK pada tahun 1993. tajud menghabiskan waktu ke-TK-annya di sebuah lembaga pendidikan yang bernama Roudlotul athfal Barek, Pucanganom, Kebonsari, Madiun. Saat pertama ia mencoba kehidupan barunya, setelah sekian lama bergulat dengan air hujan dan comberan di halaman depan Nenek, ia mengalami apa yang disebut shock berat. Hari pertama pun menjadi hari yang cukup indah untuk dikenang;-waktu istirahat tiba, ia pun langsung mengambil inisiatif untuk segera menemui Ibunya di rumah, minta makan, lalu kembali bermain bersama ikan-ikan kecil di seloka, ia tidak tahu bahwa belajar di TK itu dibagi menjadi dua session. ia menganggap bahwa semua itu hanya ada satu session, dan tidak akan ada session berikutnya. tak ayal, besoknyapun ia kena uring-uringan. dan saya kira kita tidak perlu membicarakan apa dan siapa yang diuringkan dan menguringkan.- Guru favorit di kelas ini adalah pak Sulaiman. Ia tidak pernah memberi nilai kurang dari seratus. Setiap beliau meminta kami untuk menulis atau menggambar, beliau selalu memberi nilai seratus. Termasuk si tajud yang baru bisa mencorat-coret sekenanya di atas kertas. Waktu itu ia belajar menulis huruf hijaiyah. Alif sampai ya`. Terimakasih bapak..
kurang lebih selama 12 bulan tajud mencoba segala hal yang baru, mencoba menemukan hal-hal yang baru, mencoba merasakan hal-hal baru, dan belajar mengenang hal-hal yang baru, di Roudlotul athfal Barek. Tajud menamatkan jenjang pendidikan formal grade pertamanya pada tahun 1994 dengan status cumlaude, sangat puas dan memuaskan -minimal untuk dirinya sendiri, dan orang-orang yang selalu merasa mendapatkan cumlaude dalam hidup mereka-.

tajud pun bermetamorfosis, setelah tamat TK, ia sekarang mempunyai nama baru; Bonggol. nama itu merupakan anugerah yang diberikan oleh seorang kawan se-kampung, walaupun tidak se-halaman. sebuah ungkapan indah yang terinspirasi oleh bentuk tubuh si tajud yang memang mbuthel dan mentheg mirip bonggol pohon pisang. nama barunya semakin terkenal sehingga dalam forum-forum non-formal, orang-orang lebih suka memanggilnya Bonggol.

hal yang patut dicatat ketika Bonggol duduk di bangku kelas satu MIS Barek adalah bahwa ia mulai menunjukkan sifat khasnya; ngotot, keras, ngeyel, gak mau kalah, bila perlu berantem pun OK. salah satu pertempuran yang sangat dahsyat terjadi ketika si Bonggol terlibat cekcok dengan Harun, teman sekelasnya yang juga tak kalah ngotot. pertempuran berlangsung cukup seru, hingga akhirnya terjadi peristiwa yang mungkin akan senantiasa diingat oleh Bonggol dan harun sampai sekarang. karena kalah dari segi fisik, bonggol pun menggunakan segenap cara untuk dapat mengalahkan si harun. dan cara yang dipilihnya adalah menggigit (mungkin terinspirasi ketika ingat makan daging kurban) kulit yang menutupi tulang dada si harun. darah segar pun bercucuran dari dada si harun. pertempuran usai. Harun merasa puas dan merasa menang. si Bongol pun tak kalah merasa puas dan merasa menang.
satu tahun di kelas 1 MIS Barek, bonggol belajar menulis, membaca, berhitung, menyanyi dan menggambar, serta tak lupa berdoa setiap sebelum dan sesudah belajar. ia juga belajar mengingat nama-nama temannya; alfian, mbak ruroh, anik1, anik2, hariA, hariB, adib, harun, topa A, topa B, andri, nur kholis, ima, dewi, aan, munir, budi, dan beberapa lagi.

salah satu pelajaran yang penting baginya di kelas 1 adalah dia belajar menulis. Ia sudah pandai menulis, menulis dengan huruf latin. Sampai sekarang pun ia belum paham kenapa yang satu disebut huruf gedrik dan satunya lagi disebut huruf latin. Menulis, atau bisa dikatakan melukis, adalah penting baginya. Karena mulai saat itu ia tidak hanya bisa mengekspresikan apa yang ia inginkan dengan oral, gesture, dan mimik wajahnya, tetapi juga dengan tulisan atau lukisan. Mulai saat itu pula ia mulai merasakan keajaiban tulisan atau lukisan
satu cerita bersama alfian.
pada suatu hari kaki Bonggol menginjak duri dan menyebabkan kakinya bengkak. orang tua mengatakan bahwa itu adalah nanah uwok. sampai sekarang pun bonggol belum mengerti apa nanah uwok itu. kebengkakan itu menyebabkan bonggol, ketika mau sekolah, harus diantar pake sepeda angin oleh kakaknya. tapi problem sebenarnya datang ketika pulang sekolah. entah lupa atau sengaja, kakak bonggol tidak menjeputnya. bonggol pun kebingungan dan mencoba memeras otak untuk mencari cara terbaik agar bisa pulang. di tengah keberpikirannnya, alfian yang memang salah satu teman dekat si Bonggol menawarkan diri untuk menggendong bonggol, si bonggol tak perlu waktu lama untuk mengiyakannya. sebagi imbal jasa, bonggol mentraktir alfiah segelas setrup (sejenis minuman). mereka berdua pun sama-sama gembira, ceria. keceriaan yang tulus.

to be continued...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar