Minggu, 24 Juni 2012

Tamu Istimewa Itu Semakin Dekat…



Diriwayatkan dari ’Aisyah rodliyallohu ’anha beliau berkata: Nabi shollallohu ’alaihi wasallam tidak berpuasa (sunnah) lebih banyak dari pada (puasa sunnah di) bulan Sya’ban. Sesungguhnya Beliau berpuasa bulan Sya’ban secara penuh. Dalam riwayat lain disebutkan; Beliau berpuasa Sya’ban (secara penuh) kecuali sedikit. (maksudnya hanya sedikit hari dari bulan Sya’ban yang Beliau tidak berpuasa di hari tersebut. -Pnj). (Muttafaqun ’alaihi) [1]

Begitulah Rasululloh shollallohu ’alaihi wa sallam ketika beliau berada di bulan Sya’ban. Beliau memperbanyak amalan terutama puasa sunnah di bulan yang mendapat julukan Syahrun Nabi ini.

Bulan Sya’ban berarti; bulan depan adalah bulan Romadlon, bulan yang penuh rahmat dan ampunan. Tamu istimewa itu semakin dekat.
Sabda Nabi shollallohu ’alaihi wa sallam :
telah tiba kepada kalian bulan Romadlon, bulan yang penuh berkah, Alloh telah mewajibkan puasa atas kalian, di dalamnya dibuka pintu-pintu surga, ditutuplah pintu-pintu neraka jahim, diborgollah dedengkot-dedengkot syeitan, dan di dalamnya ada malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Barang siapa terhalang kebaikan bulan itu maka ia terhalang dari rohmat Alloh.” (H.R. Ahmad dan An Nasa`i) [2]

Mari kita perhatikan ”... Barang siapa terhalang kebaikan bulan itu maka ia terhalang dari rohmat Alloh.” Oleh karena itu sudah selayaknya kita mempersiapkan sejak dini agar ketika bulan Romadlon benar-benar hadir, kita bisa maksimal, optimal, dan total. Karena ”al-ajru bi qodrit ta’ab”. Kalau usahanya setengah-setengah, kemungkinan besar hasilnya pun setengah-setengah. Kalau usahanya 100%, maksimal, optimal, dan total, insyaalloh hasilnya pun juga maksimal sehingga derajat ”al-muttaquun” bisa diraih. Amien.

Ada beberapa hal yang BISA DICOBA untuk menyambut bulan Romadlon:
  1. Menjaga dan meng-up grade kesehatan. Hal  ini bisa dilakukan dengan makan makanan yang sehat, olahraga rutin, dan memperbanyak shodaqoh.
  2. Memperbanyak puasa sunnah; sekaligus sebagai sarana latihan.
  3. Segera bertaubat kepada Alloh ta’ala. Untuk hal ini harus dilakukan saat ini juga!!
  4. Segera memohon maaf kepada orang-orang yang pernah didzolimi. Segera berdamai dengan orang-orang yang pernah dianggap musuh. Mempererat tali silaturrahim kepada semua orang.
  5. Pelajari kembali ilmu tentang puasa. Apa saja syarat rukunnya, sunnah-sunnahnya, apa saja yang dapat membatalkan puasa, apa saja yang dimakruhkan ketika berpuasa, apa saja amalan-amalan utama di bulan romadlon, dll.
  6. Buat rencana amal-amal terbaik. Contoh: sholat fardlu jama’ah full sebulan, menghatamkan al-Quran 3 kali di bulan Romadlon, berinfaq untuk kegiatan islam sebesar … , puasa full hingga hari terakhir Romadlon, tarawih aktif sampai malam terakhir romadlon, tadarrus tiap malam, tahajjud minimal lima kali dalam sepekan, sholat dluha setiap pagi, bershodaqoh kepada keluarga dan sanak famili terdekat sebesar …., bershodaqoh kepada tetangga sebesar … , bersedekah makanan untuk buka puasa di masjid/mushola, hadiah terbaik untuk bapak dan ibu, serta amal-amal lainnya.
  7. Membiasakan amalan-amalan yang telah direncanakan tersebut mulai sekarang sehingga ketika Ramadhan benar-benar datang kita mampu mengamalkan amalan-amalan itu dengan ringan karena kita telah terbiasa mengamalkan.
  8. Memperbanyak doa : Allohumma baarik lanaa fii rojaba wa sya’bana wa ballighna romadlon… ”ya Alloh berkahilah kami di bulan Rojab dan Sya’ban serta sampaikanlah kami kepada bulan Romadlon” [3]
  9. Ketika bulan Romadlon sudah sangat dekat, kurang satu atau dua hari, kita mengucapkan “marhaban ya Romadlon, marhaban ya romadlon, marhaban ya romadlon, jud lana bil-ghufron” (selamat datang wahai Romadlon. Selamat datang wahai Romadlon. Selamat datang wahai Romadlon. (Ya Alloh) berilah kami kemurahan dengan ampunan-Mu)

Semoga Alloh ta’ala menyampaikan kita semua kepada bulan Romadlon. Semoga kita semua diberi taufiq oleh Alloh ta’ala untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Amien. Marhaban ya Romadlon...





[1] Imam Nawawi. Riyadlush sholihin hal:496
[2] K.H. Muhammad Ihya Ulumiddin. 1428 H. Risalah Ringkas Puasa Romadlon. Surabaya : Vde Press. Hal: 5-6
[3] Ibid

1 komentar: