Banyak orang yang berpendapat bahwa bahagia itu bisa diraih dengan cara mendapatkan kesuksesan (kaya). Paradigma ini sebenarnya “sangat menyiksa”. Perhatikan. Jika kita hanya akan bahagia jika kita bisa sukses. Jika “sukses” kita jadikan syarat untuk mendapatkan “kebahagiaan”, berapa lama waktu yang kita jalani tanpa kebahagiaan?? Contoh. Budi meyakini bahwa ia akan bahagia jika ia bisa membeli rumah mewah. Jika Budi berhasil membeli rumah mewah itu dalam waktu 5 tahun, jadi selama 4 tahun 11 bulan 29 hari, Budi tidak bahagia. Pun setelah memiliki rumah itu selama 1 tahun lebih, masihkah rumah tersebut membuat Budi bahagia??
Banyak orang menyangka bahwa bahagia itu harus dicari. Namun nyatanya, semakin dicari, semakin gak ketemu.
Ustadz Nuril C.Ht. menawarkan kepada kita, bahwa kita bisa bahagia kapan saja dan di mana saja. Bahagia adalah pilihan. Pilihan cara pandang terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kita. Jika kita senantia bersyukur terhadap karunia Alloh ta’ala. Jika kita bisa senantiasa merasa cukup atas pemberian Alloh ta’ala kepada kita. Jika kita senantiasa bersyukur dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita, kita akan bahagia. Bahkan jika kita bisa bersyukur dengan cara berbagi terhadap sesama manusia, maka bahagialah yang akan senantiasa kita rasakan. Ditambah lagi, jika kita senantiasa bersyukur, Alloh ta’ala kan menambahkan ni’mat-Nya kepada kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar